Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Mojokerto, IDN Times - Pandemik virus Corona membuat warga memiliki aktivitas baru yang mungkin tak terpikirkan sebelumnya. Salah satunya, yang dilakukan oleh warga Kota Mojokerto yakni menanam bunga matahari di lahan seluas 7 ribu meter persegi.
Itulah yang dilakukan oleh ibu dua anak bernama Budi Utami. Di usianya yang sudah menginjak kepala lima dia mencoba keberuntungan menanam bunga matahari di lahan milikinya yang bertahun-tahun gagal ditanami bermacam-macam tanaman.
Baca Juga: Praktik Dokter Gadungan di Mojokerto Terbongkar, Ternyata Lulusan SMK
1. Berlokasi di wilayah langanan banjir tahunan
Ladang bunga mataharinya. IDN Times/Moch Fad Lokasinya berada di Dusun Bekucuk, Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Padahal, kampung ini diketahui hampir tiap tahun menjadi langganan banjir.
Sehingga dirinya mencoba mensiasati sebelum hujan atau banjir tiba, ibu dua anak ini sudah meraup keuntungan dari hasil tanaman bunga matahari yang coba ia rintis.
2. Menangkap peluang usaha produktif di tengah pandemik
Ladang bunga mataharinya. IDN Times/Moch Fad Utami menyebut, menanam bunga matahari adalah upaya menangkap peluang usaha yang sangat produktif ditengah pandemi, ditambah massa tanam hingga panen terbilang cukup singkat dan perawatan bunga matahari sendiri tergolong mudah.
Yang istimewa, ini menjadi tahun pertama bunga matahari menghiasi ladang milikinya. Biasanya, tanah yang hampir terendam oleh banjir tahunan ini ditanami dengan tanaman tebu.
"Sebelumnya, tanah ini saya tanami tanaman tebu, tapi karena hampir tahun gagal panen karena terendam banji dan juga dimakan hama akhirnya saya biarkan kosong selama dua tahun," ungkapnya, Rabu (11/08/2021).
3. Hamparan bunga tumbuh subur
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Ladang bunga mataharinya. IDN Times/Moch Fad Usai kosong dirinya kemudian mencoba merintis usaha menanam bunga matahari dengan pertimbangan berbagai hal. Apalagi tanah seluas 7 ribu meter persegi miliknya berada di kampung yang menjadi langganan banjir.
"Sebab bunga matahari ini juga rawan kena air. Jangan sampai saat sudah merunduk dan berisi biji. Jangan sampai kena hujan," terangnya.
Utami menuturkan, mulai tergerak memulai budidaya bunga matahari setelah terinspirasi oleh salah seorang rekannya yang ada di wilayah Jombang.
Namun tak disangka, uji caba menanam tanaman penghasil biji kuaci ini bisa tubuh subur di ladang seluas 7 ribu meter persegi miliknya yang kini sedang mekar-mekarnya.
"Kalau ini sudah berusia 50 harian, ini nanti kalau sudah waktunya panen antara 90 sampai 110 hari sudah ada yang menampung. Itu juga salah satu alasan saya mencoba bisnis tanaman matahari," ucap wanita yang juga menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi di Kabupaten Mojokerto.
Baca Juga: Kecelakaan di Mojokerto, Pemotor Tewas Usai Tabrak Pesepeda