TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Saingi China, AS Bertaruh pada Bisnis Semikonduktor di Filipina

Upaya membuat rantai pasokan lebih tangguh

Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo (Twitter.com/Secretary Gina Raimondo)

Jakarta, IDN Times - Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Gina Raimondo mengatakan pemerintahnya akan mendukung Filipina dalam bisnis semikonduktor. Hal ini dikatakan pada Selasa (12/3/2024), di tengah meningkatnya ketegangan dengan China.

Raimondo berkunjung dua hari dalam misi dagang ke ibu kota Manila. Sebanyak 22 eksekutif bisnis AS, termasuk perusahaan raksasa seperti Google dan Microsoft, ikut hadir.

Perusahaan-perusahaan AS disebut akan menginvestasikan satu miliar dolar atau Rp15,5 triliun di FIlipina, mencakup energi surya, kendaraan listrik dan digitalisasi.

Baca Juga: UU Semikonduktor Sah, AS Disebut China Mulai Genderang Perang Dingin

1. Menggandakan produksi semikonduktor Filipina

ilustrasi (Unsplash.com/Vishnu Mohanan)

Pesan penting dari kunjungan Raimondo adalah meminta Filipina untuk menggandakan jumlah fasilitas manufaktur semikonduktor atau chipnya. AS juga menjanjikan dukungan dalam memperluas ekspor Manila yang bernilai miliaran dolar.

"(Filipina) telah memiliki 13 fasilitas perakitan, pengujian dan pengemasan semikonduktor. Mari kita gandakan. Sekarang adalah momen pertumbuhan. Negara Anda punya bakat, Anda punya keahlian," kata Raimondo dikutip dari Inquirer.

Barang elektronik Filipina menyumbang bagian terbesar dari komoditas yang dikirim keluar. Total pendapatan tahunan komoditas tersebut mencapai 41,9 miliar dolar atau Rp652 triliun pada 2023.

2. Upaya membuat rantai pasokan lebih tangguh

Persaingan bisnis semikonduktor adalah salah satu persaingan sengit antara AS dan China. AS juga telah meningkatkan sanksi untuk membatasi akses Beijing terhadap perangkat elektronik kecil yang menggerakkan perekonomian modern.

AS saat ini ingin mendiversifikasi rantai pasokan teknologi tinggi, agar tidak bergantung kepada segelintir negara.

"Perusahaan-perusahaan AS telah menyadari bahwa rantai pasokan chip kami terlalu terkonsentrasi hanya di beberapa negara di dunia. Lupakan geopolitik; tambahkan saja tingkat konsentrasi itu. Pepatah lama: 'Jangan menaruh telur dalam satu keranjang'," kata Raimondo dikutip dari Radio Free Asia.

"Jadi ketika perusahaan-perusahaan memikirkan cara untuk membuat rantai pasokan mereka lebih tangguh, mereka mencari negara-negara di dunia di mana mereka dapat memulai operasinya. Saya yakin Anda (Filipina) berada di daftar teratas," jelasnya.

Baca Juga: China Embargo Chip Amerika Serikat Produksi Micron 

Verified Writer

Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya