Minat di Bidang Pertanian Terancam Krisis, Ini Lho Terobosan Barunya
Padahal peran petani sangat besar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indonesia memiliki target untuk menjadi lumbung padi dunia pada 2045 mendatang. Sehingga sektor pertanian dan ketahanan pangan terus dibenahi. Ironisnya, di tengah tujuan sebesar itu, regenerasi petani justru kian lambat.
Hal ini diperparah dengan menurunnya minat kaum muda terhadap pekerjaan sebagai petani. Data Menteri Pertanian menunjukkan jika tiap tahunnya 2 persen orang beralih dari sektor pertanian ke profesi lain.
Berdasarkan Sensus Pertanian 2013 dari BPS, 61 persen petani Indonesia berusia di atas 45 tahun.
Baca juga: Indonesia Diprediksi Jadi 5 Negara Terkuat di Dunia, Apa Dampaknya?
1. Profesi sebagai petani dirasa tidak prestisius di mata millennials
Lemahnya minat millennials terhadap industri pertanian disebabkan oleh sejumlah faktor. Salah satunya memandang bertani adalah profesi yang tidak prestisius dan belum terjamin masa depannya. Hal ini disampaikan Bayu Krishnamurthi, Mantan Wakil Menteri Pertanian dan Perdagangan RI era Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.
Dosen Agribisnis Institut Pertanian Bogor itu mengatakan pemuda memang tidak tertarik dengan pertanian karena insentifnya kurang. Sekitar 67 persen kemiskinan juga masih ada di pedesaan dan terkait dengan pertanian.
"Ini tentu mengkhawatirkan, karena tanpa petani, tak ada produk-produk pertanian seperti pangan dan bahan baku industri," tutur Bayu ketika dihubungi IDN Times, kemarin (14/3). "Lahirnya petani-petani generasi baru harus difasilitasi."
Baca juga: 9 Brand Terbaik di Indonesia Ini Sukses Raih Penghargaan Internasional