TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Afghanistan Batasi Pembayaran Remitansi Pakai Uang Lokal

Pembatasan dilakukan karena cadangan dolar makin menipis

Ilustrasi dolar AS ( ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Jakarta, IDN Times – Bank sentral Afghanistan telah memerintahkan bank-bank untuk membayar pengiriman uang (remitansi) dalam mata uang lokal saja. Ini merupakan langkah terbaru yang dilakukan negara itu untuk menjaga cadangan dolar AS yang langka, kata sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Pengiriman uang dalam bentuk hard currency telah membentuk sumber keuangan eksternal yang penting bagi Afghanistan selama bertahun-tahun, tetapi ketersediaan dolar telah menipis setelah negara itu ditaklukan oleh Taliban.

Baca Juga: Bank Dunia Setop Kucuran Bantuan ke Afghanistan yang Dikuasai Taliban

1. Pembayaran pengiriman dalam mata uang afghani

Mantan Mujahidin memegang senjata untuk mendukung pasukan Afghanistan dalam perang mereka melawan Taliban, di pinggiran provinsi Herat, Afghanistan, Sabtu (10/7/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Jalil Ahmad.

Beberapa sumber mengatakan bahwa mitra perbankan agen Western Union Co di Afghanistan telah menerima arahan dari bank sentral negara itu dalam beberapa hari terakhir untuk membayar pengiriman uang hanya dalam afghani.

“Pengiriman uang yang dikirim sebelum arahan dan dipilih oleh pengirim untuk pembayaran dalam dolar dapat terus dibayarkan dalam dolar,” kata sumber itu, menurut Channel News Asia, Sabtu (11/9/2021).

MoneyGram International Inc mengatakan hanya membayar dalam afghani, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Kedua agen ini telah melanjutkan layanan pengiriman uang ke Afghanistan pekan lalu, setelah menghentikan layanan pada Agustus setelah milisi merebut Kabul.

Baca Juga: Menlu Australia Minta Taliban Tepat Janji soal Afghanistan

2. Afghanistan batasi arus keluar dolar

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan Mantan Presiden AS Donald Trump, bertemu di Markas Udara Bagram, Afghanistan, pada 29 Noveber 2019. twitter.com/ashrafghani

Laporan menyebut bahwa bank sentral negara itu belum mengeluarkan komentar apapun terkait ini.

Di bawah kepemimpinan penjabat gubernur bank sentral saat ini, Mohammad Idris, bank sentral telah bergerak untuk membatasi arus keluar dolar. Ini dilakukan di saat berbagai bantuan asing ke negara itu ditangguhkan dan warganya berlomba mengalihkan tabungan ke luar negeri.

Sebagai informasi, Idris yang memimpin bank sentral saat ini merupakan seorang loyalis Taliban yang tidak memiliki pengalaman pelatihan keuangan formal.

Baca Juga: Warga Afghanistan Kecam Pakistan karena Bantu Taliban

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya