TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AS Gandeng Kemitraan Ekonomi 12 Negara Indo-Pasifik, Ada Indonesia

Kemitraan ini diharapkan dapat memperkuat ekonomi anggotanya

Presiden RI Joko "Jokowi" Widodo bersama dengan Presiden AS Joe Biden (Instagram.com/jokowi)

Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meluncurkan Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (Indo-Pacific Economic Framework/IPEF) bersama 12 negara mitra tahap awal, termasuk Indonesia.

Dalam pernyataan yang dirilis Selasa (24/5/2022), Gedung Putih menyebutkan kerangka kerja itu akan mewujudkan ekonomi yang lebih kuat, lebih adil, lebih tangguh bagi para keluarga, pekerja, dan kalangan pebisnis di AS dan kawasan Indo-Pasifik.

“Amerika Serikat adalah kekuatan ekonomi Indo-Pasifik, dan perluasan kepemimpinan ekonomi AS di kawasan ini adalah hal yang baik bagi para pekerja dan kalangan bisnis Amerika, juga bagi masyarakat di kawasan ini,” kata Gedung Putih, dikutip dari ANTARA.

Baca Juga: Joe Biden: Korea Utara Tak Merespons Tawaran Bantuan COVID-19 dari AS

Baca Juga: Menlu RI: Tidak Ada Negara yang Boleh Menguasai Indo-Pasifik

1. Tujuan IPEF

Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam sebuah konferensi pers di Gedung Pentagon pada Kamis 11 Februari 2021. (Facebook.com/President Joe Biden)

IPEF akan memungkinkan AS dan negara-negara mitra untuk menentukan aturan main yang akan memastikan para pekerja, usaha kecil, serta petani Amerika bisa bersaing di Indo-Pasifik.

“Seperti yang telah disampaikan oleh Presiden (Biden), mengatasi inflasi adalah prioritas tertinggi ekonomi, dan kerangka kerja ini akan membantu menurunkan biaya dengan membuat rantai pasokan kita lebih tangguh dalam jangka panjang, melindungi kita dari disrupsi berbiaya tinggi yang mengakibatkan harga lebih mahal di tingkat konsumen,” ujar Gedung Putih.

Mengutip South China Morning Post, IPEF merupakan sebuah perjanjian yang mencakup rantai pasokan, perdagangan digital, energi bersih, dan upaya antikorupsi.

Baca Juga: Kunjungi Jepang, Biden Bertemu dengan Kaisar Naruhito dan PM Kishida

2. Total investasi AS di Indo-Pasifik

Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat menandatangani perintah eksekutif pada Minggu (7/2/2021). (Facebook.com/President Joe Biden)

Sebagai informasi, investasi langsung AS di kawasan Indo-Pasifik mencapai lebih dari 969 miliar dolar (sekitar Rp14,21 kuadriliun) pada 2020. Jumlah ini telah meningkat hampir dua kali lipat dalam satu dekade terakhir.

Perdagangan dengan Indo-Pasifik mendukung lebih dari tiga juta lapangan kerja di Amerika dan merupakan sumber investasi asing langsung di AS senilai hampir 900 miliar dolar (sekitar Rp13,19 kuadriliun).

Dengan jumlah penduduk mencapai 60 persen dari populasi dunia, Indo-Pasifik diproyeksikan menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan global selama 30 tahun ke depan.

“Amerika Serikat dan para mitranya di kawasan ini percaya bahwa sebagian besar kesuksesan kami dalam beberapa dekade yang akan datang akan bergantung pada seberapa baik pemerintah memanfaatkan inovasi —terutama transformasi yang akan berlangsung dalam sektor energi bersih, digital, dan teknologi— seraya membentengi ekonomi kita dari berbagai ancaman, dari rantai pasokan yang rapuh, korupsi, hingga suaka pajak. Model peran serta ekonomi masa lalu tidak mengatasi tantangan ini, yang membuat para pekerja, kalangan bisnis, dan konsumen kita menjadi rentan,” kata Gedung Putih.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya