TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dapat Stimulus Raksasa dari Joe Biden, Warga AS Banyak Beli Saham

Hampir setengah peserta survei beli saham pakai dana bantuan

Ilustrasi Harga Naik (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan mengeluarkan stimulus raksasa yang nilainya mencapai 1,9 triliun dolar AS atau sekitar Rp26,6 ribu triliun. Stimulus yang ditujukan untuk meringankan dampak pandemik COVID-19 pada warga AS itu, akan diberikan ke berbagai lapisan masyarakat, profesi, dan usia, mulai dari anak-anak sampai orang tua.

Meski tujuannya adalah untuk meringankan beban ekonomi warga, namun ternyata banyak orang yang akan menggunakan dana tersebut untuk membeli saham. Bahkan, hasil survei Deutsche Bank menunjukkan kaum muda yang menerima stimulus memilih untuk menghabiskan hampir setengah dari dana bantuan mereka pada saham.

“Sejumlah besar dana stimulus AS yang akan datang mungkin akan dihabiskan ke ekuitas,” kata bank investasi Jerman itu, menurut CNBC, Senin (8/3/2021).

Baca Juga: Senat AS Sahkah RUU Stimulus Rp26 Ribu Triliun Joe Biden

1. Hasil survei Deutsche Bank

Ilustrasi kantor Deutsche Bank (www.db.com)

Tanggapan dari survei yang dilakukan terhadap 430 investor ritel itu menunjukkan bahwa setengah dari peserta dengan usia 25 hingga 34 tahun berencana untuk membelanjakan 50 persen dari dana stimulus mereka pada saham.

Sementara itu, mereka yang berusia 18 hingga 24 tahun berencana untuk menggunakan 40 persen dari cek stimulus pada saham, dan orang-orang yang disurvei yang berusia 35 hingga 54 tahun berencana untuk menggunakan 37 persen dari uang mereka untuk investasi pasar saham.

“Orang-orang berusia di atas 55 tahun yang disurvei mengatakan mereka hanya akan memasukkan 16 persen ke dalam saham,” jelas bank.

Baca Juga: Mau Belajar Investasi Saham Gratis? Ini Cara Ikut Sekolah Pasar Modal

2. Hasil survei keseluruhan

Ilustrasi Investasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Survei online yang dipimpin oleh ahli strategi Deutsche Parag Thatte dan diterbitkan akhir bulan lalu itu juga menemukan bahwa responden berencana untuk memasukkan sebagian besar (37 persen) dari stimulus yang akan datang langsung ke dalam saham. Itu akan mewakili arus masuk yang cukup besar ke pasar saham, yaitu sebesar 170 miliar dolar AS, kata bank.

“Sampel keseluruhan memiliki representasi yang hampir sama dari mereka yang berusia di bawah 34 tahun (41 persen) dan 34-54 tahun (37 persen) dan sebagian kecil dari mereka yang berusia di atas 55 tahun,” kata Deutsche Bank.

Dalam hal distribusi pendapatan, kelompok terbesar berada di kisaran 50 ribu dolar hingga 100 ribu dolar (34 persen). Jumlah itu sejalan dengan pendapatan rata-rata AS yang sekitar 69 ribu dolar.

“Sebagian besar responden bekerja penuh waktu (59 persen) atau pensiunan (12 persen),” jelas Deutsche.

Baca Juga: AS Teken Stimulus, Rupiah Melemah di Level Rp14.360

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya