TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Investor Aset Kripto di Indonesia Tembus 14 Juta Pelanggan

Jumlah investor aset kripto jauh lebih besar dibanding saham

Bitcoin (Pixabay/tom bark)

Jakarta, IDN Times – Investasi aset kripto semakin diminati oleh masyarakat Indonesia. Walaupun saat ini market kripto global sedang mengalami tekanan di tengah tren bearish, industri kripto di dalam negeri perlahan terus tumbuh.

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan merilis laporan terbaru terkait jumlah investor aset kripto di Indonesia dan transaksi perdagangan yang dihimpun sampai bulan Mei 2022. Dalam laporan tersebut, Bappebti menyebutkan dari akhir Desember 2021 sampai Mei 2022, terdapat penambahan hampir 3 juta investor dari 11,2 juta sekarang mencapai 14,1 juta investor.

Sementara, untuk jumlah transaksi perdagangan aset kripto di Indonesia, selama periode Januari hingga Mei 2022 sudah mencapai Rp192 triliun. Jika dibandingkan dengan jumlah transaksi pada tahun 2021 dengan masa periode yang sama, terjadi penurunan. Pada Mei 2021, jumlah transaksi aset kripto mencapai Rp370 triliun.

Baca Juga: Tips Investasi Kripto saat Harganya Anjlok, Jangan Langsung Panik!

1. Industri aset kripto di Indonesia masih bergerak ke arah positif

ilustrasi cryptocurrency (IDN Times/Aditya Pratama)

VP Marketing Tokocrypto Adytia Raflein mengatakan, laporan pertumbuhan yang dikeluarkan oleh Bappebti tersebut memberikan bukti nyata bahwa industri aset kripto di Indonesia masih bergerak ke arah positif, meski dihantam situasi bear market. Ia juga menyebut meski pertumbuhan tidak terlalu memuaskan, jumlah investor aset kripto masih jauh lebih besar dibanding saham.

"Pertumbuhan jumlah investor aset kripto masih bergerak ke arah positif di saat situasi market yang mengalami banyak tekanan. Dampak dari kondisi market terlihat dari jumlah transaksi perdagangan, namun hal ini sudah diantisipasi sebelumnya, sehingga belum memberikan efek serius untuk pertumbuhan bisnis industri kripto di Indonesia," kata Adytia dalam rilis kepada IDN Times.

Baca Juga: Perusahaan Dana Lindung Nilai Kripto Terkemuka Alami Gagal Bayar

2. Bisnis Tokocrypto masih mengalami pertumbuhan

ilustrasi cryptocurrency (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih lanjut, Adytia mengatakan industri kripto dalam negeri masih terus bergeliat. Hal ini dilihat dari masih adanya sejumlah project aset kripto dan non-fungible token (NFT) baru dari pelaku industri lokal yang rilis. Adytia mengatakan para pelaku industri lokal percaya bahwa bear market bisa menjadi peluang yang baik untuk menunjukkan project mereka.

Ia juga menyebut kondisi bear market bisa menjadi seperti seleksi alam di dunia aset kripto dan blockchain, di mana project kripto dan NFT akan diuji untuk bertahan dan mencari peluang. Pasar akan memperlihatkan mana project yang punya fundamental yang baik dan tidak, sehingga membuka potensi untuk yang lebih besar di masa mendatang.

Dari segi bisnis Tokocrypto sendiri, ia menyebut masih mengalami pertumbuhan. Perusahaan berhasil mencatatkan pertumbuhan jumlah investor mencapai 2,7 juta investor per Mei 2022. Sementara, transaksi perdagangan atau weekly trading volume mencapai 300-400 juta dolar Amerika Serikat (AS).

"Bisnis Tokocrypto masih mengalami pertumbuhan. Kami terus mengembangkan ekosistem blockchain, TokoVerse untuk meningkatkan revenue perusahaan. Sejauh ini kami juga masih mencari talenta-talenta terbaik untuk bergabung di perusahaan dan bersama untuk memajukan industri aset kripto dan blockchain di Indonesia," jelas Adytia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya