TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jokowi Ingatkan Krisis Global Masih akan Berlanjut

Dunia akan menghadapi situasi sulit hingga tahun depan

Presiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Jakarta, IDN Times – Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengatakan dunia akan menghadapi situasi yang tidak mudah pada tahun ini dan tahun depan, di mana masih akan terdapat gejolak dalam ekonomi dan politik, dan juga ancaman dari pandemik COVID-19 yang belum sepenuhnya berakhir.

Atas dasar itu, ia menekankan agar semua orang memiliki kepekaan terhadap krisis (sense of crisis).

“Hati-hati semuanya. Semua kita harus memiliki sense of crisis. Jangan seperti biasanya. Jangan business as usual. Hati-hati,” Jokowi memperingatkan ketika membuka acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2022, Kamis (28/4/2022).

Baca Juga: Inflasi Tinggi, India Ngarep Rusia Beri Diskon untuk Impor Minyak

Baca Juga: Bank Dunia Kucurkan Rp8,6 Triliun ke Sri Lanka untuk Atasi Krisis

1. Tantangan yang dihadapi dunia

Alexander Bazhanov, 34, manajer teknik dari Mariupol berjalan di penyeberangan perbatasan antara Polandia dengan Ukraina, setelah Presiden Vladimir Putin mengesahkan operasi militer di wilayah timur Ukraina, di Medyka, Polandia, Kamis (24/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Kacper Pempel.

Jokowi memaparkan bahwa beberapa negara masih bergulat menekan penyebaran COVID-19, bahkan masih melakukan penguncian atau lockdown. Kemudian, ada gangguan rantai pasokan (supply chain) yang dampaknya sampai ke mana-mana.

“Belum lagi dunia yang dihantam perang antara Rusia dan Ukraina, yang memunculkan krisis energi dan krisis pangan, dan akhirnya inflasi global meningkat tajam dan pertumbuhan ekonomi global juga akan mengalami perlambatan,” kata Jokowi.

Baca Juga: Jokowi Dinilai Pakai Metode Injak Kaki untuk Hasilkan Inflasi Rendah

2. Banyak negara mengalami inflasi yang tinggi

ANTARA FOTO/REUTERS/Umit Bektas

Jokowi juga menegaskan bahwa inflasi saat ini mencapai level tertinggi di beberapa negara. Misalnya di Turki, yang disebutnya mengalami peningkatan inflasi tertinggi, yakni di angka 61,1 persen. Selain itu, ada juga Amerika Serikat (AS) yang mencatatkan inflasi 8,5 persen, padahal biasanya di bawah 1 persen.

“Negara kita alhamdulillah terakhir masih berada di angka 2,6 persen. Ini yang harus bersama-sama kita perbaiki, kita pertahankan. Saya memberikan gambaran seperti ini agar kita semua betul-betul waspada, betul-betul mengkalkulasi, menghitung secara detil sehingga langkah antisipasinya tepat, langkah antisipasinya betul, benar dan kita harus betul-betul siap jika krisis ini berlanjut hingga tahun depan,” kata Jokowi.

Baca Juga: Bank Dunia Merevisi Ramalan Pertumbuhan Ekonomi Global 2022

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya