TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

New Normal Ciptakan Peningkatan Peluang Kerja Baru di Indonesia

Populasi Indonesia yang relatif muda menarik industri kerja

Ilustrasi bekerja di kantor. (IDN Times/Panji Galih Aksoro)

Jakarta, IDN Times – Presiden Direktur Michael Page Indonesia dan Filipina Olly Riches mengatakan, banyaknya perusahaan yang beradaptasi dengan aturan normal baru atau new normal di masa pandemik COVID-19 akan bisa menciptakan peningkatan peluang kerja baru di Indonesia.

Kesempatan tersebut juga akan didukung oleh demografi Indonesia yang didominasi oleh orang muda dan kelas menengah.

“Dalam membangun bisnis yang sukses di Indonesia, mendapatkan karyawan yang berkualitas sangat penting untuk membangun keberadaan. Populasi Indonesia yang relatif muda dan kelas menengah yang berkembang terbukti sangat menarik bagi berbagai industri dari perspektif tenaga kerja,” katanya dalam rilis yang diterima IDN Times, Kamis (11/2/2021).

Riches mengatakan, dengan perusahaan yang semakin beradaptasi dengan normal baru, hal tersebut menciptakan peningkatan peluang kerja baru selama kuartal terakhir dan berlanjut hingga 2021. Dalam situasi ini pihaknya mengamati masuknya profesional Indonesia di semua tingkatan yang mengamankan pekerjaan dan profesional Indonesia dari luar negeri kembali ke negaranya karena mereka menyadari peluang yang diwakili Indonesia untuk karier mereka.

"Data penempatan dari database Michael Page menemukan bahwa 50 persen profesional yang mendapatkan pekerjaan di Indonesia adalah orang Indonesia yang sudah atau pernah kembali dari luar negeri,” ujarnya.

Baca Juga: Segudang Tantangan Ekonomi Syariah meski Peminatnya Banyak, Apa Saja?

1. Asing banyak berinvestasi ke Indonesia

IDN Times/Holy Kartika

Dalam pemaparannya, Riches mengatakan bahwa Investasi asing langsung (FDI) ke Indonesia dalam enam hingga sembilan bulan terakhir melemah akibat ketidakpastian seputar COVID-19. Namun, dengan tren aktivitas terkini yang menunjukkan peningkatan, investasi asing tampaknya telah meningkat lagi, katanya.

Ia menyebut bahwa perusahaan yang didukung Tiongkok mempertahankan kebijakan proaktif berinvestasi ke Indonesia, diikuti oleh minat yang besar dari perusahaan multinasional Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara Barat.

“Laporan berita menyatakan FDI ke Indonesia pada Q4 2020 naik 5,5 persen menjadi Rp111,1 triliun, meskipun terjadi perlambatan di awal tahun. Data ini dirilis oleh Badan Investasi Indonesia,” jelasnya.

2. Peringkat pembangunan bisnis Indonesia berubah

Presiden Direktur Michael Page Indonesia dan Filipina, juga Chairman di British Chamber of Commerce of Indonesia (BritCham) Olly Riches

Chairman di British Chamber of Commerce of Indonesia (BritCham) itu lebih lanjut mengatakan bahwa saat ini peringkat rekomendasi membangun bisnis di Indonesia telah mengalami perubahan dari yang sebelumnya ‘nice-to-have’ atau ‘baik untuk dimiliki’ menjadi ‘must-have’ atau ‘harus dimiliki’.

“Kami semakin melihat membangun bisnis Indonesia menjadi ‘must-have’ daripada ‘nice-to-have’ untuk banyak perusahaan saat mengembangkan jejak global mereka,” katanya.

“Alasan utamanya adalah demografi negara, di mana Indonesia diakui sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan menikmati posisi utama di radar ekonomi saat ini daripada di tahun-tahun sebelumnya,” lanjut Riches.

Baca Juga: Perusahaan Indonesia Dapat Kucuran Investasi Kelompok Bank Dunia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya