TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perusahaan Indonesia Dapat Kucuran Investasi Kelompok Bank Dunia

Fokus pendanaan di sektor asuransi

Ilustrasi. ANTARA FOTO/Istimewa

Jakarta, IDN Times - International Finance Corporation (IFC), anggota Kelompok Bank Dunia, akan memberikan 5 juta dolar Amerika Serikat (AS) dalam pembiayaan ekuitas kepada PasarPolis, pelopor produk asuransi on-demand di Indonesia.

Dalam rilis yang diterima IDN Times, IFC mengatakan kesepakatan yang diumumkan Kamis (4/2/2021) tersebut bertujuan untuk mengembangkan infrastruktur yang menghubungkan perusahaan asuransi, platform digital dan nasabah yang sebelumnya tidak terlayani oleh sektor asuransi tradisional.

“Kerjasama ini turut membantu PasarPolis memperluas jaringan internasional, maupun rangkaian produk yang dapat disertakan dalam ekonomi digital, menawarkan asuransi mikro berbasis teknologi yang terjangkau serta dalam mengembangkan peluang kemitraan strategis dari yang saat ini sudah terjalin dengan lebih dari 25 platform digital terkemuka di Indonesia, termasuk di dalamnya GoJek, Tokopedia, Kredivo, Pegipegi dan Bukalapak,” jelasnya.

Baca Juga: Minat Kerja di Bank? Ini Daftar Gaji 5 Bank Besar di Indonesia

1. Mendukung perluasan ekonomi digital Indonesia

Ilustrasi investasi (IDN Times/Sukma Shakti)

IFC lebih lanjut mengatakan bahwa kemitraannya dengan PasarPolis, perusahaan teknologi asuransi (insurtech) yang sejauh ini telah menerbitkan lebih dari 775 juta polis asuransi, juga akan mendorong inklusi keuangan dan mendukung perluasan ekonomi digital Indonesia yang tengah berkembang pesat.

Selain itu, investasi ini juga meningkatkan daya saing dengan memanfaatkan kemitraan dengan berbagai platform digital dalam menawarkan produk asuransi bite-sized dan on-demand.

“Dengan mengemas risiko kontekstual yang menawarkan biaya premi rendah, PasarPolis menyediakan akses terhadap asuransi mikro agar dapat menjangkau nasabah yang sebelumnya tidak terlayani oleh sektor asuransi di Indonesia, di mana sebagian besar penduduknya masih merupakan masyarakat prasejahtera,” katanya.

Baca Juga: Bank Dunia Sebut Indonesia Beruntung Dekat dengan Tiongkok

2. Peluang pertumbuhan ekonomi digital Indonesia tinggi

Ilustrasi ekonomi digital (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Menurut IFC, kemitraaan ini diresmikan di tengah pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat menjadi 130 miliar dolar AS pada tahun 2025. Pertumbuhan itu akan didorong oleh pertumbuhan pesat industri e-commerce, mulai dari layanan ride-hailing hingga agen perjalanan online.

Kebangkitan ekonomi digital Indonesia dan pola konsumen baru di negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini juga telah menciptakan peluang signifikan bagi inovasi produk asuransi mikro on-demand yang bisa langsung dibeli ketika konsumen melakukan transaksi digital, jelasnya.

“Kesenjangan akses asuransi dan distribusi asuransi yang tidak merata menjadi tantangan besar di Indonesia. Melalui adopsi teknologi di industri ini, kami mampu menjembatani kesenjangan akses bagi masyarakat yang sebelumnya sulit tersentuh layanan asuransi,” kata pendiri dan Chief Executive Officer PasarPolis, Cleosent Randing.

“Dengan bergabungnya IFC sebagai investor, kami akan semakin memperkuat misi PasarPolis untuk mengembangkan inovasi teknologi kami, sehingga dapat menciptakan lebih banyak produk asuransi mikro dengan harga terjangkau yang dapat diakses secara mudah oleh berbagai kalangan, tak terkecuali masyarakat prasejahtera dan di daerah terpencil.”

Baca Juga: Bank Dunia: RI Butuh 5 Tahun untuk Pulihkan Ekonomi dari COVID-19

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya