TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sri Mulyani Sebut Perempuan Lebih Terdampak COVID-19

Program bansos pemerintah berfokus pada perempuan

IDN Times/Irfan Fathurohman

Jakarta, IDN Times – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan perempuan mengalami dampak pandemik COVID-19 yang lebih berat dibandingkan laki-laki. Hal itu karena di saat harus terus bergelut dengan pekerjaannya, kebanyakan perempuan juga harus mengurusi hal-hal lainnya di saat bersamaan.

“Karena kita menghadapi kondisi COVID dan juga pendidikan terpengaruh karena COVID maka dampak kepada perempuan pasti sangat tidak proporsional. Jauh lebih berat karena mereka kadang-kadang harus menghadapi kalau disebut work from home, mereka bekerja tapi tetap harus menjaga anaknya dan membantu anak-anaknya untuk bisa sekolah melalui internet, yang itu tidak terjadi sebelumnya,” katanya dalam acara Webinar “Perempuan Berdaya Indonesia Maju: Refleksi Awal Tahun 2021, Quo Vadis Perempuan Indonesia”, Senin (4/1/2021).

Baca Juga: Sri Mulyani Siapkan Rp54,4 Triliun untuk Vaksin COVID-19 Gratis

1. Perempuan di bidang kesehatan

Ilustrasi penanganan pasien di RSUP RAPB. Dokter spesialis anak dan perawat RSUD RAPB PPU (IDN Times/ Istimewa)

Dalam pemaparannya, Sri Mulyani juga mengatakan bahwa tekanan yang diterima perempuan itu bukan hanya terjadi di rumah, tapi juga di berbagai sektor seperti kesehatan dan pendidikan. Ia menyebut kedua sektor itu sebagai sektor feminin karena didominasi oleh perempuan.

“Bidang kesehatan ini bidang yang disebut sebagai bidang feminine, sama seperti bidang pendidikan yang disebut sebagai bidang feminine karena mayoritas pekerjaannya adalah perempuan,” katanya.

Baca Juga: Sri Mulyani: Negara Berutang Paling Banyak pada Ibu-ibu

2. Upaya pemerintah

Instagram.com/@smindrawati

Untuk mendukung para perempuan tersebut dan juga warga Indonesia yang terdampak pandemik, Sri Mulyani mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan berbagai upaya. Salah satunya termasuk mendanai pembaruan di bidang kesehatan.

“Kalau kemudian kita juga belanja dari penanganan COVID yaitu bagaimana mereka yang dirawat, bagaimana mereka yang kemudian mengalami isolasi, sarana prasarana semuanya disediakan oleh APBN," ujarnya.

Dia menyebut mulai dari pengadaan APD, tes PCR, hingga pengaadaaan alat kesehatan untuk upgrading rumah sakit seperti ventilator, semua dibiayai APBN. "Dan kita tidak hanya melalui Kementerian Kesehatan. Ada yang melalui daerah, ada yang melalui seperti TNI-Polri yang memiliki rumah sakit dan juga di BNPB yang sekarang menjadi ketua Satgas atau dari gugus tugas tadinya,” jelasnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya