TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hengkang dari Asia Tenggara, Uber Berikan Pesan Perpisahan Via Email

Ada yang masih punya sisa gift card Uber?

saleminteractivemedia.com

Tidak selamanya ojek online dapat terus berjaya melayani kebutuhan masyarakat. Penyedia jasa transportasi online asal San Francisco, California, akhirnya harus hengkang dari pasar Asia Tenggara per 26 Maret 2018. Mereka memutuskan bergabung dengan Grab yang dianggap paling berkembang di Asia Tenggara.

Baca juga: Grab Akuisisi Uber, Ini 5 Fakta yang Kamu Harus Tahu

1. Uber berikan pesan terakhir kepada penggunanya melalui email

saleminteractivemedia.com

Kamu yang menggunakan Uber tentu tahu, kan? Uber memang telah mengirimkan surat perpisahan kepada pelanggan setianya.

"Kami bermaksud untuk memberikan berita ini untuk kamu. Uber dan Grab akan menyatukan kegiatan operasi kami untuk memberikanmu tahapan selanjutnya dari pelayanan bersama di Indonesia dan Asia Tenggara.

Apa artinya ini bagimu: kami akan melakukan transisi pelayanan kami secara resmi dalam aplikasi Grab pada 8 April 2018, dan setelah transisi berlangsung, semua permintaan atas layanan perjalanan akan dilakukan melalui aplikasi Grab. Namun, kamu tetap dapat menggunakan aplikasi Uber pada lebih dari 80 negara di seluruh dunia."

Begitulah pesan singkat yang didapatkan pengguna Uber di seluruh Asia Tenggara. Tak ketinggalan dia menyertakan link mengunduh aplikasi grab dan memberikan kode promo GRAB4W sebagai langkah awal kamu menggunakannya.

2. Uber masih perlu belajar banyak hal menghadapi persaingan ojek online

wsj.com

Meski merugi di Asia Tenggara, Uber tetap menerima banyak keuntungan dari pasar lainnya. Uber tetap dapat bersaing dengan baik di Amerika Serikat, Eropa, Amerika Latin, dan Australia. Mereka berhasil meraup keruntungan hingga 7,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 107,14 triliun pada 2017.

Di Pasar Asia sendiri, Uber rencananya akan fokus pada Jepang dan India. Menurut CEO Uber Dara Khosrowshahi, Uber dapat meningkatkan profit mereka dari yang sebelumnya merugi hingga 10,7 miliar dolar AS selama sembilan tahun terakhir. 

observer.new

Selain itu, menurut analisis keuangan Uber yang dilansir dari Bloomberg, Uber merupakan gambaran sebuah perusahaan yang dapat tumbuh begitu cepat atau kehilangan uang dalam waktu singkat. Bagi mereka, Uber sedang mengalami sindrom "Peter Pan" yakni belum sepenuhnya menyadari bahwa mereka sudah di tahap pendewasaan.

Bukan kali pertama Uber kalah bersaing dengan ojek online lainnya. Selain di Asia Tenggara, Uber telah hengkang terlebih dahulu dari China dan Rusia, sehingga terpaksa menjual sahamnya kepada kompetitornya. 

Baca juga: Terus Merugi di Asia Tenggara, Uber Resmi Bergabung dengan Grab

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya