TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Faktor yang Membuat Pertumbuhan Ekonomi Minus 0,74 Persen

Ekonomi minus 0,74% di Q1 2021 ini, Indonesia masih resesi 

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers di Kantor Presiden pada Senin (11/1/2021) (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa konsumsi pemerintah menjadi salah satu faktor utama yang membuat kontraksi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021 hanya minus 0,74 persen.

"Di kuartal I ini memang penunjangnya adalah konsumsi pemerintah melalui anggaran dan PC-PEN yang positif 2,96 persen," ujar Airlangga dalam konferensi pers virtual, Rabu (5/5/2021).

Baca Juga: [BREAKING] Ekonomi Indonesia Minus 0,74 Persen Kuartal I-2021

Baca Juga: [BREAKING] Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terkontraksi, Indonesia Masih Resesi!

1. Ekspor dan impor tumbuh positif

Ilustrasi Ekspor (IDN Times/Arief Rahmat)

Di sisi lain, pertumbuhan positif pada sisi ekspor dan impor pada kuartal I 2021 turut menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya terkontraksi minus 0,74 persen.

Airlangga memaparkan, ekspor Indonesia naik 6,74 persen, sedangkan untuk impor tumbuh sebesar 5,27 persen.

"Apa yang dilakukan pemerintah menjadi stimulan. Kita lihat bahwa berbagai sektor itu trennya sudah positif dan beberapa sektor tersebut didorong oleh sektor non-migas," imbuhnya.

2. Sawit dan baja jadi tulang punggung komoditas ekspor Indonesia

Ilustrasi Perkebunan Kelapa Sawit (IDN Times/Sunariyah)

Airlangga menambahkan, tumbuhnya ekspor yang didorong oleh sektor non-migas tersebut juga dibantu oleh meningkatnya harga dan kebutuhan komoditas sawit dan baja.

"Sektor nonmigas ini juga dibantu dengan kenaikan harga komoditas seperti sawit yang ekspornya baik karena kita menerapkan secara konsisten B30," sambungnya.

Adapun industri baja mulai menggeliat lantaran Indonesia melakukan hilirisasi di dalam negeri.

"As a result dari investasi dan didorong dengan kebutuhan tinggi di China, mereka memberikan insentif di dalam negeri China itu sendiri. Jadi ini tentu akan mendorong lagi untuk ekspor baja dan turunannya dari Indonesia," jelas Airlangga.

Baca Juga: Auto Panik! 10 Meme THR Belum Cair Jelang Lebaran, Gagal Belanja deh!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya