5 Faktor Penentu Naik Turunnya Harga Saham
Harga saham bisa labil, seperti kondisi hati
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Saham telah menjadi salah satu instrumen investasi yang digandrungi banyak orang, tak terkecuali oleh para millennial. Pandemik COVID-19 telah membuat minat generasi millennial berinvestasi saham meningkat tajam.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa investor muda mendominasi investasi di pasar modal, baik di saham, reksa dana, maupun obligasi.
Total investor berusia di bawah 30 tahun hampir 45 persen dari total investor pasar modal. Lalu usia 31 tahun hingga 40 tahun sebesar 25 persen dari total ivenstor di pasar modal dan sisanya berasal dari usia di atas 40 tahun.
Oleh karena itu, investor muda, terutama generasi millennial perlu memahami seluk beluk dunia saham. Salah satunya adalah faktor-faktor yang memengaruhi harga saham.
Harga saham sendiri dapat naik dan turun secara tak terduga dan itu merupakan sebuah kondisi lazim dalam dunia pasar modal. Sederhananya, harga saham akan naik jika ada peningkatan permintaan dan akan turun jika permintaan menurun.
Tak heran jika kemudian saham menjadi jenis investasi dengan risiko tinggi mengingat banyak hal yang dapat memengaruhinya.
Kendati begitu, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi naik turunnya harga saham tersebut. Berikut ulasannya.
Baca Juga: Beda Saham Syariah dan Konvensional, Halal Haram sampai Transaksinya
1. Kondisi fundamental perusahaan
Faktor pertama yang dapat memengaruhi harga saham adalah kondisi fundamental perusahaan.
Kondisi fundamental perusahaan dapat dilihat melalui beragam aksi perusahaan seperti akuisisi, merger, maupun divestasi.
Kondisi fundamental ini juga bisa kamu lihat melalui laporan keuangan perusahaan. Semakin baik laporan keuangan perusahaan, maka permintaan akan saham tersebut semakin meningkat.
Begitupun sebaliknya, jika laporan keuangannya buruk maka permintaan terhadap saham perusahaan tersebut juga akan menurun.
Dengan kata lain, perusahaan dengan fundamental baik maka harga sahamnya akan meroket, sedangkan perusahaan dengan fundamentla buruk maka harga sahamnya bakal anjlok.
Baca Juga: Pahami Dulu sebelum Berinvestasi! Ini 6 Perbedaan Saham dan Reksa Dana