TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Provinsi Paling Melek Finansial di RI

Riau ada di posisi pertama, disusul NTB

Ilustrasi Finansial (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Revolusi keuangan saat ini tengah terjadi hampir di seluruh kepulauan di Indonesia. Hal itu terjadi berkat industri keuangan yang sedang bertransformasi secara signifikan akibat dorongan industri teknologi finansial alias fintech.

Edisi terbaru East Ventures - Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2023 menunjukkan, perkembangan fintech di Indonesia didorong oleh besarnya jumlah populasi usia produktif dan berpenghasilan besar.

Perpaduan antara inovasi keuangan dan edukasi telah mengubah sektor ekonomi dan memberdayakan masyarakat lebih luas.

Adapun tiga pendorong utama pertumbuhan fintech di Indonesia adalah perpaduan antara nilai transaksi, literasi, dan inklusi keuangan.

“Literasi keuangan mengenai fintech dan pinjaman online diperlukan untuk mendorong literasi masyarakat agar masyarakat memiliki pemahaman yang lebih baik dan dapat mencegah terjadinya gagal bayar secara tiba-tiba,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam laporan EV-DCI 2023.

Oleh sebab itu, EV-DCI 2023 mencatat ada lima provinsi dengan literasi keuangan tertinggi di Indonesia. Berikut ulasannya:

Baca Juga: Apa Perusahaan Fintech Terbesar di Dunia? Ini Jawabannya

1. Riau

Kebun kelapa sawit di komplek Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), Pangkalan Kerinci, Riau. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

EV-DCI 2023 menunjukkan bahwa daya saing digital Riau berada di peringkat ke-21 di antara 38 provinsi. Namun, laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2022 menyatakan, Riau mendapatkan skor luar biasa dengan memiliki indeks literasi keuangan tertinggi yaitu 67,27 persen.

Riau didukung oleh pilar Infrastruktur yang kuat dengan lebih banyak desa yang memiliki konektivitas internet yang kuat. Uniknya, pilar Keuangan justru mengalami penurunan. Namun, tingkat literasi keuangan yang mencapai 67,27 persen menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain yang jumlah penduduknya lebih besar. Tingkat literasi Riau juga jauh lebih tinggi daripada rata-rata nasional yang hanya 49,68 persen.

Untuk meningkatkan literasi keuangan, OJK setempat telah meluncurkan berbagai program edukasi keuangan. Sebagai contoh, mereka berkolaborasi dengan pemerintah mengadakan kegiatan Training of Trainers (ToT) bagi guru-guru ekonomi SMA di Riau yang terpilih dari 100 sekolah pada tahun 2017.

Adapun yang terbaru adalah meluncurkan program Literasi dan Edukasi Keuangan untuk Perempuan Aisyiyah di Riau. Program ini melibatkan lebih dari 150 peserta dan diikuti dengan penandatangan komitmen bersama untuk meluncurkan Literasi dan Edukasi Pasar Modal kepada 1.000 perempuan Riau.

2. Nusa Tenggara Barat (NTB)

Kota Mataram, NTB, 12 November 2019 (IDN Times/Uni Lubis)

Hanya satu peringkat di bawah Riau, daya saing digital Nusa Tenggara Barat (NTB) berada di posisi ke-22 tahun ini dengan indeks literasi keuangan sebesar 65,45 persen. Laporan EV-DCI 2023 menunjukkan bahwa pilar keuangan meningkat, begitu pula dengan adopsi e-wallet.

OJK cabang NTB juga mengungkapkan, peningkatan tersebut sangat dipengaruhi oleh gencarnya sosialisasi dan edukasi yang dilakukan kepada seluruh pemangku kepentingan di tengah pembatasan COVID-19.

Edukasi masyarakat secara online dan offline juga dilakukan dengan mengikuti protokol COVID-19. Lembaga keuangan, baik bank maupun nonbank, menjadi lebih mudah diakses. Layanan mereka tidak lagi terpusat di kota, tetapi sudah menjangkau kecamatan dan desa.

3. Kepulauan Bangka Belitung

Ilustrasi Bangka Belitung (IDN Times/Lia Hutasoit)

Naik 12 peringkat dibandingkan tahun sebelumnya, daya saing digital Kepulauan Bangka Belitung berada di posisi ke-17 dalam EV-DCI 2023. Pilar Infrastruktur menyumbang skor terbesar, didukung oleh peningkatan ‘Rasio Desa dengan Sinyal Kuat dan Sangat Kuat’. Dengan infrastruktur yang lebih baik, masyarakat dapat mengakses informasi dan edukasi mengenai produk keuangan secara mudah.

Dengan tingkat literasi keuangan sebesar 62,34 persen, OJK Kepulauan Bangka Belitung bersinergi dengan pemerintah melalui percepatan akses terhadap belanja daerah, edukasi, dan praktik layanan keuangan.

Beberapa lembaga keuangan juga memprakarsai program-program untuk meningkatkan literasi keuangan di provinsi ini. Sebagai contoh, salah satu bank swasta terbesar di Indonesia, Bank Central Asia (BCA), meluncurkan program regional 2022 yang disebut ‘Gerakan Bangga Buatan Indonesia,’ – yang dikemas dengan berbagai kegiatan seperti pop-up market, kompetisi mural, talkshow literasi keuangan, dan lain-lain. Hal ini juga bertujuan untuk memperkuat pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Bangka Belitung.

Selain itu, Galeri Investasi Digital (GID) Bursa Efek Indonesia (BEI) diluncurkan di Kepulauan Bangka Belitung untuk mempermudah akses masyarakat terhadap informasi pasar modal dan investasi bursa.

4. Kalimantan Utara

Jembatan Malinau di Kalimantan Utara (instagram.com/explorekaltara)

Didukung oleh penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang tinggi, daya saing digital Kalimantan Utara berada di peringkat ke-23 dalam EV-DCI 2023. Laporan OJK juga menunjukkan bahwa literasi keuangannya mencapai 58,70 persen. Menariknya, Kalimantan Utara mendorong para siswa tentang pentingnya menabung secara antusias.

Pemerintah daerah dan OJK berkolaborasi dalam meluncurkan program KEJAR pada Desember 2022, yang juga mendukung gerakan ‘Satu Rekening Satu Pelajar.’ Program ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan provinsi di unit-unit pendidikan melalui budaya menabung bagi siswa sekolah.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya