TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Alasan Erick Thohir Tutup 74 Anak Cucu BUMN: Ada Raja-Raja Kecil! 

Mulai dari anak usaha Pertamina hingga Telkom ditutup Erick

Menteri BUMN Erick Thohir saat diwawancarai wartawan di Gedung Telkomsel Smart Office, Jakarta, Kamis (30/9/2021). (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengungkapkan alasan di balik keputusannya membubarkan 74 anak dan cucu perusahaan BUMN.

Alasan pertama berkaitan dengan kemunculan 'raja'raja kecil' di anak dan cucu perusahaan pelat merah yang justru menjadi benalu bagi induk perusahaan. Kemudian, alasan berikutnya adalah BUMN terlalu gemuk sehingga membuatnya menjadi tidak gesit dan sulit dikonsolidasikan.

Dengan demikian, dia mengincar perusahaan BUMN yang pendapatannya di bawah Rp50 miliar untuk dibubarkan.

"Jumlah BUMN jadi terlalu banyak dan akhirnya ketika terlalu banyak itu menjadi sulit dikontrol dan juga punya kerajaan-kerajaan kecil yang ketika dikonsolidasikan itu tidak mudah," kata Erick, dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IV DPR RI, Kamis (2/12/2021).

Baca Juga: Erick Thohir Tutup 74 Anak dan Cucu Perusahaan BUMN

Baca Juga: Daftar Perusahaan BUMN yang IPO dan Rights Issue Tahun Depan

1. Pembubaran anak dan cucu perusahaan BUMN untuk menguatkan induknya

Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020) (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Sebelumnya diberitakan, penutupan anak dan cucu perusahaan BUMN dilakukan Erick untuk menciptakan holding-holding BUMN yang kuat agar mampu menghadapi persaingan pasar.

"Karena terlalu banyak shell-shell company yang tidak efisien dan tidak efektif, buat apa kita punya. Kadang seperti ini, holdingnya sehat, tapi ada anak-cucu yang menyedot keuntungan dari holding-nya. Nah ini yang harus kita bongkar, kita stop, dan kurangi," kata Erick dalam keterangan resminya, Rabu (1/12/2021).

Holding BUMN yang kuat, sambung Erick, dibutuhkan untuk menghadapi persaingan pasar saat ini karena supply chain sedang terdisrupsi, kontainer mengalami kesulitan, dan harga bahan pupuk mengalami kenaikan.

Baca Juga: Erick Thohir: Pembubaran 7 BUMN Tak Perlu Menunggu UU BUMN

2. Rincian anak perusahaan BUMN yang ditutup Erick

Kantor Pusat PT Pertamina (Persero) (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Adapun dari 74 anak dan cucu perusahaan BUMN yang ditutup oleh Erick, sebanyak 26 perusahaan dari Pertamina, 24 dari PTPN Group, dan 13 sisanya dari Telkom. Inefisiensi, kata Erick, tidak boleh terjadi di perusahaan-perusahaan BUMN mengingat BUMN merupakan lokomotif keuangan ekonomi Indonesia sehingga harus kuat dan sehat.

Oleh karena itu, berbagai kemungkinan efisiensi akan terus dilakukan termasuk dengan menggabungkan anak-anak perusahaan atau pun refocusing proses bisnis dari BUMN. Sebagai contoh, hal itu terjadi pada konsolidasi perusahaan Energy Management Indonesia dengan Perusahaan Listrik Negara.

"Bukan hanya anak perusahaan yang digabungkan, bahkan BUMN-nya sendiri kita gabungkan, contohnya Perinus dan Perindo sebagai dua perusahaan perikanan di BUMN, buat apa punya perusahaan kan lebih baik satu saja. BGR dan PPI juga perusahaan trading yang digabungkan jadi satu di bidang logistik. Kemudian, Energy Management Indonesia juga dikonsolidasikan dengan PLN jadi di bawah PLN, fungsinya apa? Ya mengaudit yang nanti ke depan berpotensi sebagai renewable energy," tutur Erick.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya