TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BPKP Rampungkan Hasil Audit, Jadi Impor KRL Bekas dari Jepang?

Impor KRL bekas dari Jepang masih menimbulkan polemik

Ilustrasi KRL (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) memastikan telah merampungkan reviu rencana impor kereta bekas dari Jepang pada akhir Maret 2023.

Juru Bicara BPKP, Azwad Zamroddin Hakim mengatakan, laporan hasil reviu tersebut telah disampaikan kepada para pemangku kepentingan atau stakeholders.

"Yang jelas beberapa waktu lalu BPKP sudah menyerahkan hasil reviu rencana impor kereta kepada stakeholder," ucap Azwad dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Rabu (5/4/2023).

Laporan tersebut berisikan rekomendasi BPKP kepada pemangku kepentingan,yakni Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terkait pengambilan keputusan impor KRL bekas dari Jepang.

Baca Juga: Polemik Impor KRL, Luhut: Masa Sekarang Impor Barang Bekas Lagi

1. BPKP tidak bisa membuka hasil reviu ke publik

Ilustrasi KRL (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Kendati begitu, Azwad menegaskan tidak bisa membuka hasil reviu tersebut kepada publik.

Menurut dia, kode etik profesi auditor internal mengatur bahwa auditor internal menghargai nilai dan kepemilikan informasi dan tidak membuka informasi tersebut, kecuali terdapat kewajiban hukum atau profesional yang mengharuskan untuk melakukannya.

"Untuk rekomendasi dan saran dari hasil reviu BPKP dapat ditanyakan langsung kepada pemangku kepentingan yang telah meminta BPKP melakukan audit beberapa waktu lalu," ujar Azwad.

Baca Juga: KCI Gak Bisa Impor Kereta Bekas, Penumpang KRL Bakal Terlantar

2. Kemenperin tolak impor KRL bekas dari Jepang

Suasana Stasiun KRL Commuter Line jalur Tanah Abang-Serpong. (IDN Times/Herka Yanis)

Sebelumnya, Kemenperin melalui Sekretaris Jenderalnya, Dody Widodo, menegaskan bahwa impor tersebut tidak perlu dilakukan. Sebab, kebutuhan kereta di dalam negeri bisa disediakan industri kereta api nasional.

"PT Industri Kereta Api (INKA) bisa membuat itu semua, kenapa harus impor kereta api bekas dari Jepang? Katanya bangga beli buatan Indonesia. Bangladesh saja membeli produk kereta kita sampai Rp1,3 triliun," kata Dody, dikutip ANTARA pada Kamis, 10 Maret 2023.

Pada dasarnya, PT KCI telah memesan KRL pengganti sesuai dengan jumlah KRL yang pensiun. Pemesanan itu dilakukan KCI kepada INKA. Namun, mereka baru sanggup menyediakan KRL pesanan KCI pada 2025 dengan harga yang tinggi.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya