TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BUMN Karya Dimerger, Hati-hati yang Sehat Bisa Terseret Jadi Sakit

Erick mau mengonsolidasikan 9 BUMN Karya jadi 4 saja

Menteri BUMN, Erick Thohir memberikan keterangan kepada media di Lobby Kementerian BUMN, Jakarta (dok. Kementerian BUMN)

Jakarta, IDN Times - Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Herry Gunawan, menilai rencana merger BUMN Karya yang dicanangkan Erick Thohir memiliki risiko besar. Hal itu lantaran tidak semua BUMN Karya ada dalam kondisi tidak sehat.

"Dalam kasus BUMN Karya, ada yang sakit seperti WIKA, yang paling mungkin dilakukan adalah membentuk invesment holding company yang membawahi BUMN-BUMN karya itu. Dengan begitu, BUMN sakit tidak menyeret BUMN sehat," ujar Herry kepada IDN Times, Rabu (12/7/2023).

Menurut Herry, perusahaan yang terlibat merger mesti seimbang dalam hal kinerja operasional maupun keuangan. "Artinya, sehat semua sehingga merger untuk tujuan usaha yang lebih besar," kata dia.

Baca Juga: BUMN Karya Transformasi, Menteri PUPR: Bukan Merger atau Holding

Baca Juga: Penyebab Waskita Jadi BUMN Karya Paling Bonyok

1. Tugas utama holding

Gedung Kementerian BUMN (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Herry menambahkan, tugas utama holding nantinya melakukan restrukturisasi usaha dan bisnis BUMN Karya di bawahnya, baik dari sisi kesehatan perusahaan maupun inti bisnisnya.

"Dengan begitu tercipta ekosistem bisnis infrastruktur oleh BUMN karya yang sehat dan tidak saling tumpang tindih. Kalau dipaksakan merger bisa menyeret BUMN yang sehat, kasihan dan berpotensi ikut rusak," kata dia.

Erick, sambung Herry, bisa meniru pembentukan MIND ID yang jadi entitas baru membawahi BUMN sektor pertambangan.

2. Konsolidasi BUMN Karya

Menteri BUMN Erick Thohir (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)

Sebelumnya diberitakan, Erick Thohir menyebut bahwa konsolidasi BUMN Karya akan menggabungkan sejumlah perusahaan, dari sembilan menjadi empat perusahaan. Adapun konsolidasi itu dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti merger, kepemilikan saham, dan sebagainya.

"Kita tetap lakukan konsolidasi sesuai buku biru kita dua tahun lalu dibangun oleh Boston Consulting Group (BCG), kita sudah review sebaiknya karya-karya ini dari sembilan (perusahaan) jadi empat," ucap Erick dalam acara ramah-tamah dengan media, di Jakarta, 3 Mei 2023.

Baca Juga: Kementerian BUMN Minta Tambahan PMN Rp25 Triliun buat BUMN Karya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya