Dear Investor, Awas Jebakan Dividen Saham Emiten Batu Bara!
Industri dan fundamental emiten batu bara lagi gak bagus
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas, Ike Widiawati mengingatkan kepada investor/trader tentang bahayanya jebakan dividen atau dividend trap. Dividend trap bisa terjadi ketika investor/trader membeli saham perusahaan yang telah mengumumkan pembagian dividen.
"Ketika semakin tahun saham yang dibeli gak naik-naik, tapi malah turun. Terkadang beli pas pengumuman dividen harganya kencang, eh setelah itu malah auto reject bawah (ARB) terus menerus. Beli bisa, tapi begitu jual malah susah, bisa masuk gak bisa keluar. Itu namanya dividend trap, mau untung malah buntung," tutur Ike, dikutip Selasa (6/2/2024).
Salah satu sektor berpotensi memberikan dividend trap buat pemegang sahamnya adalah batu bara. Ike menyatakan, saat ini industri batu bara sedang tidak dalam kondisi baik dan prospek ke depannya pun cenderung negatif.
"Outlook batu bara negatif. Secara industri kalau kita beli dan invest jangka panjang akan berisiko sehingga saham-saham seperti Adaro (ADRO), Bukit Asam (PTBA) yang masuk IDX High Dividend 20 make sure jangan kelamaan dipegangnya karena industrinya kurang baik," kata Ike.
Baca Juga: Biar Gak Kena Dividend Trap, Simak Rekomendasi Saham Berikut
1. Saran analis untuk para pemegang saham emiten batu bara
Ike menambahkan, harga batu bara saat ini dibandingkan 2022 lalu cenderung mengalami penurunan. Sementara itu, outlook atau proyeksi harga batu bara untuk tahun ini juga cenderung negatif.
Hal itu terjadi lantaran produksi tinggi tanpa diimbangi permintaan yang cenderung terbatas. Maka dari itu, Ike menyarankan para pemegang saham emiten batu bara untuk tidak terlalu lama menahan saham tersebut.
"Saham-saham batu bara bisa masuk dan beli bersifat jangka pendek menengah. Awal tahun musim dingin, akhir tahun musim dingin jadi sebaiknya update produksi dan demand. Cuma untuk jangka menengah panjang outlook-nya negatif," ujar dia.
Baca Juga: Musim Pembagian Dividen, Analis Ingatkan Dividend Trap