TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Faisal Basri: Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia Turun

Cuma unggul dari Myanmar, kalah dari Timor Lester

Faisal Basri, Ekonom Senior dalam Webinar Eps. 6 #MenjagaIndonesia by IDN Times dengan tema "75 Tahun Merdeka, Kok Masih Korupsi" (IDN Times/Besse Fadhilah)

Jakarta, IDN Times - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri mengaku kaget melihat rendahnya angka harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini. Padahal mestinya angka harapan hidup tersebut bisa tinggi seiring masifnya pembangunan di dalam negeri.

Hal tersebut disampaikan Faisal ketika menjadi pembicara dalam diskusi Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia dengan tema "Refleksi 25 Tahun Reformasi dalam Perspektif Ekonomi dan Pemberantasan Korupsi" pada Selasa (16/5/2023).

"Yang saya kaget, makin ke sini itu manusia makin gak berarti. Jadi, yang tumbuh itu infrastruktur segala macam, tapi manusianya merosot. Angka harapan hidup kita sekarang di Asia Tenggara cuma lebih tinggi dari Myanmar, tinggal 67 tahun, sama Timor Leste kalah kita," tutur Faisal.

Baca Juga: 25 Tahun Reformasi, Komnas Perempuan Napak Tilas Tragedi Mei 1998

Baca Juga: 2 Sosok Ini Berjasa Tumbuhkan Ekonomi Indonesia Pasca-Reformasi 1998

1. Tujuan pembangunan tidak tercapai

Pembangunan Tol Serang-Panimbang (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Melihat hal tersebut, Faisal menilai bahwa tujuan pembangunan yang dilakukan pemerintah selama ini tidak dapat mencapai tujuannya. Idealnya, segala macam bentuk pembangunan bisa memberikan kesejahteraan buat hajat hidup orang, bukan malah justru memperburuknya.

"Kan membangun itu kelihatan kalau makin maju itu umur makin panjang, gizi makin bagus, kematian makin turun. Angka harapan hidup malah turun, di 2019 masih 70 tahun," ucap Faisal.

Baca Juga: Ini Biang Kerok Anjloknya Ekonomi RI saat Krisis Moneter 1998

2. Indonesia mengalami kemunduran pembangunan

Ilustrasi pembangunan jalan (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Oleh sebab itu, Faisal menilai Indonesia saat ini tengah dalam fase atau tahapan kemunduran dalam pembangunan. Faisal pun menegaskan pentingnya perubahan dari sisi pemerintahan untuk memajukan pembangunan tersebut.

"Saya rasa tidak ada alasan lagi untuk menyimpulkan bahwa kita mengalami bukan hanya deselerasi pembangunan, tapi kemunduran pembangunan dilihat dari tujuan pembangunan, yaitu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup rakyat. Oleh karena itu cukup sudah, harus ada perubahan," beber dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya