FundeX Siap Bantu UMKM dan Startup yang Terkendala Pendanaan
Masyarakat bisa berinvestasi di UMKM dan startup
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menjalankan bisnis sendiri atau berwirausaha telah menjadi satu kegiatan ekonomi yang jamak dilakukan di Indonesia. Hal itu yang kemudian memunculkan banyak usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan perusahaan rintisan alias startup dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.
Saat ini tercatat ada kurang lebih 65 juta UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia dengan rasio 3,47 persen. Peningkatan yang terjadi dalam dua tahun terakhir nyatanya masih belum membuat Indonesia memiliki rasio keberadaan UMKM dengan jumlah yang tinggi.
Angka tersebut masih kalah dari negara-negara di Asia Tenggara seperti Singapura (8,76 persen), Malaysia (4,74 persen), dan Thailand 4,26 persen. Adapun, tingkat entrepreneurship yang ideal dan terjadi di negara-negara maju ada di level 10 sampai 14 persen.
Baca Juga: Cara Mudah Daftar UMKM Online 2021 Secara Gratis, Catat Ya!
Baca Juga: Cara Daftar IUMK Online bagi UMKM, yang Mau Bikin Usaha Harus Tahu!
1. UMKM dan startup banyak berguguran di masa-masa awal
Selain dari rasio yang masih terbilang rendah, mortality rate atau tingkat kebangkrutan UMKM di Indonesia tercatat mencapai 60 persen dalam kurun waktu tiga tahun pertama padahal UMKM menyumbang produk domestik bruto (PDB) terbesar di Indonesia.
Banyak faktor bisa memicu UMKM tak mampu mempertahankan bisnisnya, tetapi salah satu yang signifikan adalah keterbatasan dana.
Data dari Price waterhouse Cooper (Pwc) pada 2019 menunjukkan bahwa 74 persen atau 47 juta UMKM di Indonesia belum mendapatkan akses pembiayaan. Hal ini merupakan tanda bahwa inklusi keuangan UMKM masih tergolong rendah.
Senada dengan hal tersebut, startup yang baru tumbuh juga kerap tersandung masalah pendanaan. Berdasarkan data CB Insight tahu 2019, pendanaan menjadi alasan nomor dua dari 20 alasan yang membuat startup gagal bertahan.
Tak hanya itu, mortality rate startup mencapai angka 90 persen pada fase awal
perkembangannya (seed). Dari situ dapat ditarik kesimpulan bahwa pebisnis UMKM dan startup sama-sama mengalami masalah serupa, yakni sulit mendapatkan akses pendanaan yang mudah dan inklusif.