TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Heboh Impor Kereta Bekas Jepang, KAI: Kebutuhan KRL Mendesak

KCI butuh kereta baru buat menggantikan KRL tua

KRL Commuter Line berada di Stasiun Serpong, Tangerang Selatan (22/9/2021).

Jakarta, IDN Times - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI sebagai induk PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) angkat suara perihal polemik impor kereta bekas dari Jepang.

Menurut VP Public Relations PT KAI, Joni Martinus, impor kereta bekas dari Jepang jadi kebutuhan mendesak KCI.

"Khusus untuk KRL kebutuhan mendesak karena terkait kapasitas angkut, kebutuhan tinggi," ucap Joni dalam media gathering di Bandung, Senin (6/3/2023).

Baca Juga: Mau Naik Kereta Panoramic? Segini Harga Tiket Promonya

Baca Juga: Polemik Impor KRL, Luhut: Masa Sekarang Impor Barang Bekas Lagi

1. Mengganggu kapasitas angkut

Suasana Stasiun KRL Commuter Line jalur Tanah Abang-Serpong. (IDN Times/Herka Yanis)

Kebutuhan yang mendesak tersebut tidak terlepas dari upaya KCI agar tidak mengganggu kapasitas angkut KRL saat ini.

Sebagai informasi, KCI berencana mempensiunkan beberapa trainset atau rangkaian KRL tahun ini lantaran usianya yang sudah tua. Sesuai standar keselamatan yang ada, maka KRL tersebut tidak boleh lagi dioperasikan oleh KCI.

"Kalau keretanya dipensiunkan, tidak diganti akan mengurangi kapasitas angkut kereta tersebut. Maka dari itu kenapa teman-teman KCI berkirim surat, minta izin impor kereta karena ini terkait kapasitas angkut. Kita ingin mobilitas masyarakat tidak terganggu, pelayanan tetap baik karena kebutuhan masyarakat terhadap KRL sangat tinggi, maka kita harus menjaga itu," tutur Joni.

Baca Juga: Keputusan Impor KRL Bekas Jepang Tunggu Hasil Audit BPKP

2. Impor masih jadi opsi terbaik buat KRL

ilustrasi impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Joni menambahkan, pada dasarnya KAI dan KCI sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tetap menaruh perhatian terhadap penggunaan produk dalam negeri. Kolaborasi antar-BUMN, dalam hal ini PT Industri Kereta Api (INKA) pun tetap menjadi hal utama.

Namun, untuk kondisi saat ini, Joni menyampaikan bahwa opsi impor masih jadi pilihan terbaik buat mengganti rangkaian KRL yang bakal dipensiunkan.

"Penggunaan dalam negeri hal utama. Namun, ketika itu belum bisa terealisasikan, sementara pelayanan harus terjaga, kapasitas angkut diutamakan, dan kebutuhan mobilisasi, maka untuk saat ini opsi impor masih jadi pilihan buat KRL," beber Joni.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya