Keputusan Impor KRL Bekas Jepang Tunggu Hasil Audit BPKP

Audit memakan waktu 10 hari

Jakarta, IDN Times - Rencana impor kereta bekas dari Jepang oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) masih menunggu restu pemerintah, yaitu audit dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

"Jadi kita pertama kita audit dulu, mengenai kebutuhannya, dan kereta apinya, dan harganya dalam 10 hari ke depan," kata Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan di kantornya, Senin (6/3/2023).

Setelah hasil audit BPKP keluar, barulah pemerintah menentukan langkah-langkah yang dapat disepakati bersama.

1. Ada dua opsi kebijakan terkait pengadaan KRL

Keputusan Impor KRL Bekas Jepang Tunggu Hasil Audit BPKPSuasana KRL jurusan Tanah Abang-Parung Panjang, Jumat (10/7/2020) (IDN Times/Herka Yanis).

Ditemui di kantor Luhut, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, berdasarkan hasil audit akan dilihat berapa kereta yang dapat diremajakan (retrofit) dan berapa yang harus diganti dengan impor.

"Kalau untuk pengadaannya diputuskan tadi audit, dari situ nanti kita lihat untuk 2023 berapa yang akan di-retrofit dan berapa yang akan impor," ujar Agus.

Agus memperkirakan proses audit memakan waktu sekitar 2 minggu. Jadi, keputusan pemerintah akan disampaikan 2 pekan lagi.

Baca Juga: Kereta Bekas yang Mau Diimpor KCI dari Jepang Berusia 28 Tahun

2. Menteri BUMN sebut yang terpenting ongkos transportasi murah

Keputusan Impor KRL Bekas Jepang Tunggu Hasil Audit BPKPIlustrasi KRL. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menanggapi persoalan rencana impor 10 kereta bekas oleh KCI yang tidak mendapatkan restu dari Kemenperin.

Impor tersebut menurut Erick jadi langkah bagi KCI sebagai operator transportasi memberikan ongkos logistik yang murah. Dia kemudian membandingkannya dengan kebutuhan armada maskapai penerbangan.

"Yang terpenting itu kan ongkos logistiknya jadi lebih murah. Sama kalau kita bicara industri pesawat terbang, kenapa sih harga tiketnya mahal? Karena pesawatnya kurang," ucap Erick kepada awak media saat ditemui di Jakarta, Selasa (28/2/2023).

Penambahan jumlah kereta juga bisa memberikan keuntungan, baik bagi pengguna KRL Jabodetabek maupun PT KCI selaku operator. Oleh karena itu, Erick meminta agar setiap pemangku kepentingan yang terlibat dapat bersinergi untuk kepentingan publik.

"Jangan kita justru tidak bersinergi sehingga kembali angka-angka pengeluaran masyarakat jadi mahal. Kita sedang menghadapi energi yang sangat mahal, kita sedang menghadapi pangan yang mahal. Nah, kehidupan sehari-hari kalau bisa jangan mahal, harus cari solusi," tutur dia.

3. Kemenhub beri rekomendasi impor kereta bekas Jepang

Keputusan Impor KRL Bekas Jepang Tunggu Hasil Audit BPKPSuasana Stasiun KRL Commuter Line jalur Tanah Abang-Serpong. (IDN Times/Herka Yanis)

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan rekomendasi untuk KCI mengimpor kereta bekas dari Jepang. Kereta bekas itu diimpor untuk mengisi kekurangan sejumlah KRL yang akan pensiun di tahun ini dan tahun depan.

“Pengadaan sarana ini harus segera dilaksanakan untuk menggantikan beberapa rangkaian kereta yang akan dipensiunkan pada 2023-2024 mengingat usia pakainya yang sudah terlalu lama,” tutur Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, dalam keterangan resmi, Rabu (1/3/2023).

KCI sendiri sudah meneken komitmen dengan PT Industri Kereta Api (INKA) untuk pengadaan kereta baru. Namun, butuh 2-3 tahun untuk INKA menyelesaikan pembuatan kereta baru tersebut. Oleh sebab itu, kereta bekas dari Jepang diperlukan sebagai solusi sementara.

“Namun demikian perlu ada solusi sementara untuk mengatasi lonjakan penumpang KRL sampai produk INKA selesai dan dapat digunakan untuk melayani,” ucap Adita.

Baca Juga: Kemenhub Izinkan KCI Impor Kereta Bekas dari Jepang

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya