TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

KCIC: Kasus Penumpang Whoosh yang Mengaku Ditodong di Tegalluar Hoaks

KCIC berkomitmen menjaga keamanan dan kenyamanan penumpang

Kereta Cepat Whoosh (Dok. KCIC)

Jakarta, IDN Times - PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) menanggapi adanya kabar viral terkait tindakan kriminal yang terjadi pada penumpang Whoosh. Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunnisa memastikan infomrasi yang beredar tersebut tidak benar alias hoaks.

"Terkait informasi yang beredar bahwa ada penumpang Whoosh telah mengalami tindakan kriminal pada saat menggunakan kendaraan online dari Stasiun Tegalluar, dapat disampaikan bahwa informasi viral tersebut tidak benar," kata Eva dalam pernyataan resmi yang diterima IDN Times, Selasa (20/2/2024).

Penumpang Whoosh atas nama Raka Ihsan Arfiareza mengakui kejadian yang sebenarnya pada pihak kepolisian melalui Laporan Polisi (LP) dan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Polsek Cileunyi, Polres Bandung. Dalam laporannya tersebut, Raka mengakui telah membuat laporan palsu kepada orang tuanya sehingga menyebabkan terjadinya penyebaran berita yang tidak benar.

"Saudara Raka mengakui tidak ada peristiwa penodongan yang terjadi setelah yang bersangkutan menggunakan kendaraan online dari Stasiun Tegalluar. Saudara Raka juga menyampaikan bahwa pada malam tersebut terdapat petugas security di Stasiun Tegalluar, kondisi stasiun masih cukup ramai dan masih ada transportasi lanjutan," tutur Eva.

Baca Juga: KCIC Bantah Kereta Cepat Whoosh Sepi Peminat, Okupansi 60 Persen Lebih

1. Laporan palsu diketahui setelah KCIC lakukan investigasi

Keramaian penumpang Kereta Cepat Jakarta Bandung Whoosh di Stasiun Halim, Jakarta Timur, Senin (25/12/2023). (dok. Sabri Ella Afni untuk IDN Times)

Eva menambahkan, pengakuan atas keterangan palsu tersebut terungkap setelah adanya investigasi pihak kepolisian berdasarkan bukti CCTV yang terpasang di Stasiun Tegalluar.

Ada sejumlah fakta yang ditemukan setelah CCTV dibuka dan dianalisa oleh pihak kepolisian. Sebagai informasi, rekaman CCTV yang dibuka dan dianalisa kepolisian adalah kejadian pada Sabtu, 17 Februari 2024.

Adapun fakta pertama adalah kondisi Stasiun Tegalluar masih ramai dan moda lanjutan masih tersedia seperti Shuttle Bus, Damri, dan Bluebird serta kendaraan online.

Fakta kedua, petugas lengkap berada di area hall keberangkatan Stasiun Tegalluar dan masih terlihat kendaraan polisi yang sedang melakukan patroli di stasiun tersebut.

Fakta ketiga, data pada sistem menyebutkan terdapat 22 penumpang yang turun bukan 5 orang penumpang seperti pada informasi yang viral disampaikan Raka.

"Terpantau pada CCTV Saudara Raka melanjutkan perjalanan dari Stasiun Tegalluar dengan menggunakan taksi Bluebird yang sudah tersedia di stasiun pada pukul 20.32 WIB, serta sebagian besar penumpang lain yang menggunakan moda Damri, Bluebird atau Taksi Online dan kendaraan pribadi," tutur Eva.

2. Motif laporan penodongan palsu

ilustrasi kekerasan (IDN Times/Nathan Manaloe)

Di sisi lain, kepolisian memastikan bahwa informasi terkait berita palsu terkait penodongan yang disampaikan Raka kepada orang tuanya murni karena motif pribadi.

Raka pun mengakui bahwa penodongan yang dia ceritakan tidak pernah terjadi. Hal itu dia sampaikan lewat rekaman video yang diperoleh IDN Times.

"Terkait penodongan, hal tersebut tidak pernah terjadi dan saya dalam kondisi baik-baik saja," kata Raka.

Adapun dalam informasi viral yang merupakan kabar tidak benar terdapat narasi bahwa Raka ditodong pisau bagian perutnya. Narasi berikutnya adalah Raka menyebutkan bahwa orang yang menodongnya minta ditransferkan uang sebesar Rp20 juta.

Baca Juga: Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya Dihapus dari PSN, Ini Respons KCIC

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya