TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kementerian BUMN Bantah Ada Dana CSR Mengalir untuk Terorisme

BUMN yakin gak ada dana CSR dipakai penyebaran radikalisme

Peringatan di Apotek Kimia Farma Blok M, Jakarta Selatan terkait Vaksinasi Individu Berbayar yang ditunda. (IDN Times/Helmi Shemi)

Jakarta, IDN Times - Staf Khusus Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Sinulingga membantah isu yang menyebutkan penggunaan dana atau anggaran corporate social responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan pelat merah untuk menyebarkan paham radikalisme.

Isu tersebut mencuat seiring dengan penangkapan karyawan PT Kimia Farma Tbk berinisial S oleh Tim Densus 88 Antiteror pada akhir pekan lalu. S ditangkap karena diduga sebagai teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI).

"Saya dapat informasi bahwa orang tersebut nggak bisa mengakses CSR, jadi nggak ada itu namanya CSR dipakai untuk penyebaran paham radikalisme di Kimia Farma," kata Arya kepada awak media, Selasa (14/9/2021).

Baca Juga: Kimia Farma Nonaktifkan Karyawannya yang Diduga Teroris 

1. Penggunaan anggaran CSR hanya melalui satu sistem

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan keterangan pers di Lobi Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (2/6/2021). (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Arya menambahkan, penggunaan anggaran CSR di seluruh perusahaan BUMN saat ini terpantau melalui satu sistem yang diminta oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

"Sejak Pak Erick masuk ke BUMN, beliau sudah meminta kami membuat sistem, satu sistem untuk CSR. Dengan sistem ini, kami mengetahui di mana lokasi pemberian CSR, di mana titik pemberian CSR dan utk apa CSR digunakan sehingga kalau untuk radikalisasi kecil kemungkinannya," ujar dia.

Selain itu, sambung Arya, manajemen perusahaan-perusahaan BUMN pun melakukan kurasi secara ketat pada pemanfaatan CSR di masing-masing departemennya.

Baca Juga: Canggih! PPATK Luncurkan Platform untuk Berantas Pendanaan Terorisme

2. Kementerian BUMN bantah ada permasalahan rekrutmen karyawan

Menteri BUMN, Erick Thohir (kanan) ketika meluncurkan nilai inti atau core value AHLAK dan logo baru Kementerian BUMN (ANTARA FOTO/Dokumentasi Kementerian BUMN)

Selain membantah adanya penyalahgunaan dana CSR, Arya juga membantah adanya kesalahan dalam proses rekrutmen karyawan di Kimia Farma.

"Kemudian untuk masalah rekrutmen di BUMN, ini kan karyawan ya karyawan Kimia Farma sudah lama juga. Jadi, kita tahu ini bukan soal perekrutannya, mungkin ini ya terpapar proses yang sudah lama juga," ujar dia.

Arya menambahkan, seluruh proses rekrutmen baik di Kementerian BUMN maupun di perusahan-perusahaan yang ada di bawahnya terus diperbarui dan melalui seleksi yang ketat. Dengan demikian, tidak ada celah bagi karyawan atau karyawati membawa paham radikalisme ke tubuh BUMN.

"Kami soal rekrtumen ini terus memperbarui setiap prosesnya dan memang kita ketat soal itu dan satu sisi ya di dalam sendiri sudah tertolong betul dengan program AKHLAK dari Pak Erick Thohir supaya bisa mengikis paham-paham radikal di Kimia Farma dan atau di BUMN," tutur Arya.

Baca Juga: Karyawan Kimia Farma Jadi Terduga Teroris, Ini Respons BUMN

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya