Kementerian BUMN Bantah Ada Dana CSR Mengalir untuk Terorisme
BUMN yakin gak ada dana CSR dipakai penyebaran radikalisme
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Staf Khusus Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Sinulingga membantah isu yang menyebutkan penggunaan dana atau anggaran corporate social responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan pelat merah untuk menyebarkan paham radikalisme.
Isu tersebut mencuat seiring dengan penangkapan karyawan PT Kimia Farma Tbk berinisial S oleh Tim Densus 88 Antiteror pada akhir pekan lalu. S ditangkap karena diduga sebagai teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI).
"Saya dapat informasi bahwa orang tersebut nggak bisa mengakses CSR, jadi nggak ada itu namanya CSR dipakai untuk penyebaran paham radikalisme di Kimia Farma," kata Arya kepada awak media, Selasa (14/9/2021).
Baca Juga: Kimia Farma Nonaktifkan Karyawannya yang Diduga Teroris
1. Penggunaan anggaran CSR hanya melalui satu sistem
Arya menambahkan, penggunaan anggaran CSR di seluruh perusahaan BUMN saat ini terpantau melalui satu sistem yang diminta oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
"Sejak Pak Erick masuk ke BUMN, beliau sudah meminta kami membuat sistem, satu sistem untuk CSR. Dengan sistem ini, kami mengetahui di mana lokasi pemberian CSR, di mana titik pemberian CSR dan utk apa CSR digunakan sehingga kalau untuk radikalisasi kecil kemungkinannya," ujar dia.
Selain itu, sambung Arya, manajemen perusahaan-perusahaan BUMN pun melakukan kurasi secara ketat pada pemanfaatan CSR di masing-masing departemennya.
Baca Juga: Canggih! PPATK Luncurkan Platform untuk Berantas Pendanaan Terorisme
Baca Juga: Karyawan Kimia Farma Jadi Terduga Teroris, Ini Respons BUMN