LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2022 Bisa 4,9-5,1 Persen
Varian Omicron menimbulkan perlambatan pada tahun ini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi domestik sepanjang 2022 bisa berada di atas lima persen dan mendekati level sebelum pandemik COVID-19.
Ekonom LPEM FEB UI, Teuku Riefky menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 akan mengalami sedikit perlambatan akibat kemunculan varian Omicron pada awal tahun.
Namun, Riefky berharap perlambatan tersebut tidak terlalu dalam mengingat tindakan pemerintah saat ini untuk menghadapi varian Omicron sudah lebih terfokus dibandingkan ketika menghadapi varian Delta pertengahan tahun lalu.
"Ini kita estimasi atau kita prediksi di 2022 bisa mencatatkan tingkat pertumbuhan yang kurang lebih mendekati level pra pandemik. Kita estimasikan GDP Indonesia pada 2022 akan tumbuh di kisaran 4,9 persen sampai dengan 5,1 persen," kata Riefky, dalam konferensi pers Indonesia Economic Outlook Q1-2022 secara virtual, Jumat (4/2/2022).
Baca Juga: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2022
Baca Juga: INDEF Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi 2022 di Level 4,3 Persen
1. Pemerintah optimistis capai pertumbuhan di atas 5 persen tahun ini
Sejalan dengan LPEM FEB UI, pemerintah memproyeksi pertumbuhan ekonomi bisa di atas lima persen. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis target tersebut bisa tercapai meski ada penyebaran Omicron, tetapi dengan syarat penerapan protokol kesehatan tetap ditegakkan.
"Saya harap masyarakat ikut serta mendukung agar kegiatan ekonomi dapat berjalan secara optimal tanpa menyebabkan kenaikan Omicron dan jumlah yang harus dirawat di RS. Kalau ini bisa kita lakukan, kita harap kuartal I-2022 tetap perform relatively baik," kata dia dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK), Rabu (2/2/2022).
Baca Juga: Chatib Basri: Vaksinasi Kunci Pertumbuhan Ekonomi 5,2 pada 2022