Menkeu: Ekonomi Membaik, Bukti Kolaborasi Pemerintah-Pelaku Usaha
Indonesia tengah mengalami perbaikan ekonomi pasca COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengatakan perbaikan ekonomi yang terjadi pascapandemik COVID-19 ini merupakan buah dari kolaborasi apik antara pemerintah dan pelaku usaha. Dia menyebut Indonesia telah mengelola pandemi COVID-19 dengan sangat baik.
"Ini tentu merupakan sebuah kinerja yang luar biasa. Namun, dalam proses pemulihan kita juga melihat adanya tantangan-tantangan baru," ujar Sri Mulyani di sela kunjungan kerja (kunker) ke Cikarang dan menggelar dialog dengan para pelaku usaha dari Cikarang, Bekasi, dan Purwakarta, Jumat (27/1/2023).
Di tahun 2023, menurutnya, tantangan telah bergeser dari risiko kesehatan menjadi risiko finansial dan geopolitik.
"Dunia tengah menghadapi ancaman disrupsi ekonomi, kenaikan harga komoditas, inflasi, merosotnya kondisi sosial, dan pelemahan ekonomi yang berimbas terhadap ketahanan pangan dan energi, serta perubahan global supply chain yang di beberapa negara telah memicu gerak inflasi," papar Sri Mulyani.
Baca Juga: Pengusaha Bakal Bantu Pemerintah Kejar Investasi Rp1.400 Triliun
Baca Juga: Sri Mulyani Konsultasi dengan DPR soal Subsidi Kendaraan Listrik
1. Kolaborasi dan dukungan pemerintah-pelaku usaha
Dalam melewati kondisi tersebut, Sri Mulyani mengatakan bahwa pemerintah dan pelaku usaha mesti terus berkolaborasi. Salah satu kolaborasi yang dilakukan pemerintah adalah melalui Bea Cukai lewat beberapa kebijakan strategis. Di antaranya adalah memberikan fasilitas dan insentif di bidang kepabeanan berupa fasilitas kawasan berikat (KB) dan kemudahan impor tujuan ekspor (KITE).
Hal itu pun sejalan dengan tugas dan fungsi Bea Cukai sebagai trade facilitator dan industrial assistance, khususnya dalam optimalisasi utilisasi fasilitas kepabeanan untuk mendukung industri dalam negeri.
Upaya ini terbukti berhasil dengan survei evaluatif Bea Cukai pada 2022 dalam rangka meninjau kondisi perusahaan KB dan KITE pada 2021 yang menunjukkan hasil positif.
Berdasarkan hasil survei tersebut, kondisi dan kontribusi perusahaan KB dan KITE pada 2021 lebih baik dibandingkan 2020. Kondisi tersebut diharapkan dapat membantu perusahaan penerima fasilitas dalam menghadapi krisis yang diprediksikan terjadi pada 2023.
"Dari sisi tenaga kerja, presentasi tenaga kerja terlatih pada perusahaan KB meningkat sebesar satu persen dan pada perusahaan KITE meningkat sebesar tiga persen. Dari sisi investasi, pada 2021 penambahan investasi meningkat sebesar Rp103 milliar pada perusahaan KB dan Rp30,59 milliar pada perusahaan KITE," beber Sri Mulyani.
Adapun untuk indirect economic activity, pada 2021 terjadi peningkatan jumlah dan jenis usaha di sekitar perusahaan penerima fasilitas KB dan KITE secara regional.
Editor’s picks
Peningkatan terbesar terlihat pada jenis usaha akomodasi (188,78 persen), sektor perdagangan (165,32 persen), makanan (173,62 persen), dan transportasi (128,52 persen). Hal yang sama terjadi untuk fasilitas KB, peningkatan terbesar yaitu pada sektor makanan (66,52 persen) disusul transportasi (55,58 persen), perdagangan (35,04 persen), dan akomodasi (24,64 persen).
Baca Juga: Bagaimana NLE Bisa Jadi Solusi Efisiensi Industri Logistik Indonesia?