TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menteri PPN: Indonesia Terjebak Middle Income Trap Selama 29 Tahun

RI harus segera keluar dari status middle income trap

Menteri Bappenas Suharso Monoarfa memberikan keterangan pers, di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin 18 November 2019 (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Jakarta, IDN Times - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa mengisyaratkan Indonesia sudah terlalu lama berada dalam jebakan negara pendapatan menengah alias middle income trap.

Oleh karenanya, Indonesia harus segera keluar dari kondisi tersebut dan menjadi negara dengan pendapatan tinggi atau high income country.

"Kita ingin sekali segera graduasi dari middle income masuk di high income dan kita cukup lama, sudah sekitar 29 tahun di middle income trap," ujar Suharso dalam Indonesia Development Forum 2022, Selasa (22/11/2022).

Baca Juga: Menteri PPN: 30 Persen Makanan di Indonesia Menjadi Sampah

Baca Juga: Indonesia Terjebak Posisi Middle Income Selama 29 Tahun, Mengapa?

1. Indonesia masuk middle income trap sejak tahun 80-an

New World Bank country classifications by income level: 2021-2022 (Source: Screenshot World Bank)

Suharso pun menjelaskan bagaimana Indonesia bisa masuk ke dalam middle income trap. Status middle income yang tersemat pada Indonesia sudah terjadi sejak periode 1980-an.

Indonesia kala itu menjadi negara dengan pendapatan menengah bersama dengan China. Namun, jika dilihat berdasarkan kondisi saat ini, Indonesia justru tertinggal dari China yang saat ini berstatus sebagai salah satu negara dengan pendapatan tinggi.

"Sebenarnya kalau dibandingkan dengan China tahun 80-an. 82-83 kita sudah masuk di middle income, ketika itu seingat saya," ucap Suharso.

2. Industrialisasi kunci transformasi ekonomi

Unsplash.com

Lebih lanjut Suharso menjelaskan tentang industrialisasi yang bisa jadi penggerak utama transformasi ekonomi guna keluar dari status middle income trap.

"Transformasi ekonomi sekali lagi memang melalui industrialisasi supaya kita bisa mendapatkan pacuan dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi," kata dia.

Suharso menambahkan, seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia, peningkatan share industri pengolahan terhadap produk domestik bruto juga menjadi prioritas.

"Industrialisasi ke depan harus menjawab kebutuhan lifestyle baru, yang sustainable, smart, and functional. Konsumen-konsumen kita semakin pandai, semakin smart, maunya affordable dan canggih. Dengan demikian, juga model-model bisnis akan berubah, permintaan tenaga kerja berubah dan demikian juga cara pembiayaan juga berubah," tuturnya.

Baca Juga: Airlangga Sebut UU Ciptaker Cara RI Keluar dari Middle Income Trap

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya