Musim Pembagian Dividen, Analis Ingatkan Dividend Trap
Investor atau trader wajib waspada!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Memasuki awal tahun, biasanya beberapa emiten berencana membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya. Namun, Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas, Ike Widiawati mengingatkan bahayanya jebakan dividen atau biasa dikenal sebagai dividend trap.
Sebagaimana diketahui, dividen merupakan pembagian hasil keuntungan kepada pemegang saham yang dibagikan pada sebuah periode tertentu. Dividen dibagikan melalui keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang disetujui oleh jajaran direksi perusahaan.
Sederhananya, dividen biasanya diberikan ketika perusahaan menghasilkan laba pada satu tahun periode berjalan.
Sementara dividend trap kemudian bisa terjadi ketika investor/trader membeli saham perusahaan yang telah mengumumkan pembagian dividen.
"Ketika semakin tahun saham yang dibeli gak naik-naik, tapi malah turun. Terkadang beli pas pengumuman dividen harganya kencang, eh setelah itu malah auto reject bawah (ARB) terus menerus. Beli bisa, tapi begitu jual malah susah, bisa masuk gak bisa keluar. Itu namanya dividend trap, mau untung malah buntung," tutur Ike dalam Webinar Market Outlook SinarMas Sekuritas, Senin (5/2/2024).
Baca Juga: Setoran Dividen BUMN Naik Rp32 T, Ekonom Beri Catatan Ini
1. Saham perbankan punya kemungkinan kecil berikan dividend trap
Ike menjelaskan, ada saham-saham yang punya kemungkinan besar memberikan dividend trap kepada pemegang sahamnya. Namun, hal itu tidak termasuk saham perbankan.
Menurut Ike, saham perbankan punya kemungkinan kecil memberikan dividend trap kepada para pemegang sahamnya. Itu karena beberapa saham bank memiliki fundamental bagus dan solid.
Saham perbankan tersebut, di antaranya PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
Editor’s picks
"Saham-saham perbankan ini kami berikan warna biru karena fundamentalnya bagus dan sektornya solid. Untuk tahun 2024 prospek sahamnya terus mengalami pertumbuhan," ujar Ike.