Penerbangan Loyo, GMF Garap Bisnis Pembangkit dan Pesawat TNI AU
GMF mendapatkan kontrak 80 juta dolar AS dari Kemenhan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 yang telah menyerang Indonesia sejak awal tahun lalu membuat manajemen PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk atau GMF, memutar otak guna tetap bisa bertahan dalam menjalankan bisnisnya.
Sebagai salah satu strateginya, GMF membuka peluang untuk tidak hanya fokus pada bisnis utamanya di sektor maintenance, repair, dan overhaul (MRO) pesawat komersial, tetapi juga di sektor overhaul pembangkit listrik.
Saat ini, anak usaha Garuda Indonesia tersebut telah menjalin kerja sama dengan PLN dan Pertamina untuk overhaul generator dan turbin.
"Untuk proyek PLN terutama dengan anak usaha yaitu PJP, kami mendapatkan overhaul untuk generatornya. Proyek ini sangat signifikan dan besar. Salah satu yang besar adalah di PJB Cirata dan kontrak dengan Pertamina Group untuk turbin dan generator. Kami masuk juga ke pembangkit swasta untuk dapat proyek-proyek non-aviasi," tutur Direktur Utama GMF Andi Fahrurrozi, dalam konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Jumat (20/8/2021).
Baca Juga: Garuda Indonesia Butuh Rp435 Miliar untuk Bayar Karyawan Pensiun Dini
1. GMF juga mulai memasuki industri pertahanan
Strategi lainnya dari GMF untuk tetap mendapatkan pemasukan adalah dengan mulai masuk ke industri pertahanan.
Andi menjelaskan, saat ini GMF telah mendapatkan kontrak di industri pertahanan guna merawat pesawat kenegaraan dan pesawat milik TNI Angkatan Udara (AU).
"GMF masuk industri pertahanan. Saat ini ada kontrak langsung dari Kementerian Pertahanan dan ada juga yang dari TNI AU," ujar dia.
Dia menambahkan, nilai kontrak yang berhasil dihimpun GMF tersebut sebesar 80 juta dolar AS untuk modifikasi center wing box 8 pesawat Hercules C-130. Rencananya pesawat tersebut akan mulai masuk pada akhir tahun ini.
Adapun, kontrak dengan TNI AU meliputi maintenance CFM 56-3, support komponen servis dan material guna mendukung overhaul pesawat 737 milik TNI AU.
"Nominal kontrak yang kami dapat dari industri pertahanan kontribusinya sangat besar untuk GMF," ujar Andi.
Selain kontrak dari Kementerian Pertahanan dan TNI AU, GMF juga mendapatkan kontrak dari Sekretariat Negara atau Setneg guna merawat pesawat BBJ Kepresidenan.
Baca Juga: GMF Jamin Pesawat yang Mereka Rawat Bebas dari COVID-19