TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penerimaan Negara Naik, Tekor APBN Capai Rp63,6 Triliun

Sedikit lebih baik dibanding periode sama tahun lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN Kita, Selasa (23/3/2021) (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Jakarta, IDN Times – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan bahwa pendapatan negara hingga akhir Februari 2021 tercatat sebesar Rp219,2 triliun. Capaian tersebut baru 12,6 persen dari target keseluruhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp1.743,6 triliun.

Meski jumlahnya masih kecil, Sri Mulyani menganggap hal tersebut sebagai capaian yang positif lantaran tumbuh lebih baik ketimbang periode sama tahun lalu atau secara year on year (yoy).

“Yang menarik dan tentu positf dalam hal ini adalah pendapatan negara kita itu sudah tumbuh positif 0,7 persen. Tahun lalu bulan Februari, belum terjadi pandemik, pendapatan negara kita justru mengalami kontraksi 0,1 persen,” jelas Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita secara virtual, Selasa (23/3/2021).

Baca Juga: Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2021 Minus 0,1 Persen

Baca Juga: Biaya Penanganan COVID-19 Meningkat, Tekor APBN Jadi Rp1.039 Triliun

1. Penerimaan naik, defisit APBN Februari hanya Rp63,6 triliun

IDN Times/Arief Rahmat

Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa defisit APBN hingga akhir Februari 2021 sebesar Rp63,6 triliun atau 0,36 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Defisit tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau Februari 2020, yakni sebesar Rp61,8 triliun.

“Ini kalau dibandingkan tahun lalu Rp61,8 triliun itu terjadi kenaikan 2,8 persen, namun kita lihat defisit 0,36 persen dari PDB ini lbh rendah dibanding tahun lalu yang sebesar 0,4p dari PDB,” imbuh Sri Mulyani.

2. Belanja negara tumbuh 1,2 persen

IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya

Sementara itu, dari sisi belanja negara, Sri Mulyani menyampaikan ada peningkatan sebesar 1,2 persen secara yoy. Hingga akhir Februari 2021, belanja negara adalah sebesar Rp282,7 triliun atau meningkat dari periode sama tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp279,4 triliun.

Adapun rinciannya, belanja pemerintah pusat sebesar Rp179,7 triliun atau meningkat 11,1 persen yoy dan transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sebesar Rp103 triliun atau terkontraksi 12,4 persen yoy.

“Meskipun demikian, transfer yang langsung ke masyarakat, yaitu dana desa mengalami kenaikan cukup tinggi sebesar Rp3,8 triliun atau 130 persen lebih tinggi dibanding tahun lalu yang cuma 1,7 persen. Ini memang kita ingin akselerasi belanja terutama untuk masyarakat di desa sehingga bisa melindungi mereka dari tekanan COVID-19,” papar Sri Mulyani.

Baca Juga: Sri Mulyani: Penerimaan Pajak dari Karyawan Alami Penurunan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya