Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Pengamat Penerbangan, Alvin Lie mengkritisi keras rencana pemerintah tarik iuran pariwisata lewat tiket pesawat. Dia bahkan menyebut hal itu sebagai kebijakan yang tidak etis.
"Jadi saya menilai rencana pemungutan iuran pariwisata melalui tiket itu tidak etis. Pemerintah mau uangnya, tapi tidak mau kelihatan bahwa mereka yang memungut seolah-olah harga tiket naik," kata Alvin kepada IDN Times, Senin (22/4/2024).
Alvin menambahkan, penerapan iuran pariwisata lewat tiket pesawat seolah-seolah membuat harga tiket pesawat jadi naik, padahal harganya tidak naik, tetapi justru komponen-komponen lain yang diselipkan.
Baca Juga: Penerapan Iuran Pariwisata Lewat Tiket Pesawat Dipertanyakan
1. Pengawasan penggunaan dana dipertanyakan
Pesawat di Bandara Raden Inten II. (IDN Times/Rohmah Mustaurida) Selain menyebutnya tidak etis, Alvin juga mempertanyakan penggunaan iuran pariwisata tersebut dan siapa pihak yang mengawasi. Hal itu penting diketahui mengingat iuran pariwisata yang diambil pemerintah adalah dana masyarakat.
Menurut Alvin, masyarakat harus bisa mengawasinya bagaimana pertanggungjawaban dari penggunaan iuran pariwisata tersebut.
"Itu tidak bisa sembarangan. Seperti dana zakat saja kan ada badannya. Badan amil zakat, itu yang mengelola dan mengawasi. Dapat diawasi ada transparansinya di sana," tutur dia.
"Ini kok, enak banget mau memungut dana dari masyarakat. Tidak jelas peruntukannya apa, bagaimana penggunaannya, bagaimana pengawasannya, dan bagaimana pertanggungjawabannya. Jadi, saya menentang keras rencana pemungutan dana tari wisata itu melalui tiket pesawat," sambung Alvin.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Baca Juga: Pemerintah Bersiap Tarik Iuran Pariwisata Melalui Tiket Pesawat
2. Tidak semua penumpang pesawat pelaku pariwisata
Aktivitas Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo, DI Yogyakarta. (IDN Times/Herka Yanis) Sebelumnya, Alvin berpendapat tidak semua penumpang pesawat merupakan pelaku pariwisata, sehingga iuran tersebut terasa tidak adil jika dibebankan kepada para penumpang pesawat.
"Apakah semua penumpang pesawat itu pelaku wisata? Dan kenapa hanya angkutan udara? Yang pasti pelaku wisata itu kan orang yang tinggal di hotel, misalnya atau di obyek-obyek wisata. Kenapa dibebankan pada pengguna jasa penerbangan?" ucap Alvin.