TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

RI Belum Sanggup Punya Anggaran Cukup untuk Tangani Perubahan Iklim

Baru bisa 4,1% dari kebutuhan anggaran Rp266,2 T per tahun

Menteri Keuangan, Sri Mulyani. (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saat ini masih belum cukup untuk berperan dalam menangani isu climate change atau perubahan iklim.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menuturkan bahwa alokasi APBN yang sudah ditandai untuk dukungan terhadap perubahan iklim hanya 4,1 persen.

"Ini pasti tidak memadai, jumlahnya hanya Rp86,7 triliun per tahun," ujar Sri Mulyani Webinar Climate Change Challenge yang dilaksanakan oleh Universitas Indonesia, Jumat (11/6/2021).

Baca Juga: Wacana Sembako Dipungut PPN Banjir Kritik, Sri Mulyani Buka Suara

1. Anggaran yang dibutuhkan lebih dari Rp200 triliun per tahun

IDN Times/Arief Rahmat

Pasalnya, jumlah anggaran yang dibutuhkan guna mendukung segala upaya terhadap perubahan iklim dunia, Indonesia membutuhkan anggaran hingga Rp266,2 triliun per tahunnya.

Anggaran sebesar itu diakui Sri Mulyani baru mampu digunakan untuk memenuhi Nationally Determined Contributions (NDCs) berdasarkan Paris Agreement sebesar 29 hingga 41 persen.

"Berdasarkan report Second Biennial tahun 2018 lalu, untuk Indonesia memenuhi NDC 29 persen atau 41 persen dengan dukungan internasional dibutuhkan dana hingga 247,2 miliar dolar AS atau kalau dirupiahkan adalah Rp3.461 triliun hingga 2030. Ini artinya setiap tahun harus paling tidak resources sebesar Rp266,2 triliun," jelas dia.

Angka tersebut diakui wanita yang karib disapa Ani tersebut sangatlah besar dan bahkan lebih besar dari anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di sektor kesehatan yang hanya Rp172 triliun.

2. Alokasi untuk perubahan iklim tidak hanya bergantung dari APBN

Ilustrasi perubahan iklim. newrepublic.com

Namun demikian, Sri Mulyani menegaskan bahwa kebijakan guna mendukung penanganan terhadap perubahan iklim tidak hanya bergantung pada APBN semata. Hal itu bisa dilakukan secara gotong royong, antara pemerintah dengan pihak swasta, filantropis, dan juga masyarakat.

"Masyarakat bisa membantu melalui waste management, kebiasaan menggunakan energi dengan baik, kemudian membuang sampah dan mengonsumi barang-barang yang lebih ramah lingkungan," ucap Sri Mulyani.

Baca Juga: COP26: Harapan Aktivis Lingkungan Millennial Hadapi Perubahan Iklim

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya