Riset OCBC NISP: 78 Persen Anak Muda Gagap Investasi
Hanya ada 9 persen generasi muda punya instrumen investasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Investasi telah menjadi satu bagian gaya hidup anak muda di Indonesia. Kebanyakan generasi muda, mulai dari millennial hingga gen-z saat ini melek investasi.
Namun, hasil riset yang dilakukan OCBC NISP dan NielsenIQ bertajuk OCBC NISP Financial Fitness Index (FFI) 2022 justru menemukan hal berbeda terkait kesadaran investasi anak muda.
Riset yang melibatkan 1.335 responden berusia 25-35 tahun dengan pendapatan minimal Rp5 juta per bulan di lima wilayah, yakni Jabodetabek, Surabaya, Medan, Bandung, dan Makassar tersebut menemukan hanya sembilan persen generasi muda yang telah memiliki produk investasi seperti reksa dana, saham, dan tabungan berjangka.
Angka tersebut sebenarnya naik dari hasil riset FFI 2021 yang hanya tiga persen. Namun, di dalam peningkatan tersebut tidak diimbangi dengan pemahaman anak muda soal investasi.
"Anak muda yang memiliki produk investasi seperti reksadana, saham, cryptocurrency, bertambah menjadi sembilan persen tahun ini. Namun, secara umum 78 persen menyatakan mereka tidak sepenuhnya memahami risiko dan manfaat dari produk investasi. Mereka cenderung berinvestasi karena mengikuti tren di masyarakat dan menganggap investasi adalah cara cepat untuk mendapatkan keuntungan yang besar," papar Director Consumer Insights NielsenIQ Indonesia, Inggit Primadevi dalam peluncuran FFI 2022 di Jakarta, Senin (15/8/2022).
Baca Juga: 59 Persen Investor Saham adalah Millennial, Kuasai Pasar Modal!
Baca Juga: 4 Tips Investasi Aset Kripto, Pemula Wajib Simak!
1. Financial Fitness Indonesia mengalami kenaikan
Di sisi lain, FFI 2022 menunjukkan bahwa skor Financial Fitness Indonesia telah mengalami kenaikan menjadi 40,06 pada tahun ini. Namun, dalam skala 0-100 angka tersebut masih jauh dari skor seharusnya.
Adapun skor Financial Fitness Indonesia pada 2021 cuma ada pada level 37,72. Kendati begitu, sebanyak 76 persen masyarakat Indonesia justru memiliki kebiasaaan keuangan yang perlu diperbaiki seperti menghamburkan uang demi mengikuti gaya hidup dan pertemanan.
Riset OCBC NISP dan NielsenIQ kemudian menemukan bias terhadap kondisi financial fitness masyarakat Indonesia. Sebanyak 42 persen generasi muda Indonesia merasa percaya diri bahwa perencanaan finansial mereka saat ini akan memberikan kesuksesan
finansial di masa depan.
"Sayangnya, terdapat perbedaan antara apa yang mereka pikirkan dengan apa yang sebenarnya dilakukan. Hal tersebut dibuktikan dengan 80 persen dari mereka tidak melakukan pencatatan anggaran dan hanya 26 persen yang memiliki dana darurat," ujar Inggit.