TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rupiah Pertahankan Keunggulan atas Dolar AS Sepanjang Hari Ini

Rupiah ditutup ke level Rp14.331

Ilustrasi Uang Rupiah (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah berhasil mengungguli dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan awal pekan atau Senin (13/12/2021).

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah menguat 40 poin atau 0,28 persen ke level Rp14.331 per dolar AS pada penutupan perdagangan sore ini. Kurs rupiah pada penutupan hari ini lebih baik daripada posisi saat pembukaan tadi pagi yang ada di level Rp14.347 per dolar AS.

Sebelumnya, pada penutupan perdagangan akhir pekan atau Jumat (10/12/2021), kurs rupiah melemah tipis empat poin ke level Rp14.370 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Dibuka Menguat ke Rp14.346 per Dolar AS 

Baca Juga: 5 Dampak Ngeri Krisis Evergrande hingga Tapering Off buat Indonesia

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

IDN Times/Hana Adi Perdana

Sementara itu, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) pada Senin (13/12/2021), nilai tukar rupiah tercatat sebesar Rp14.346 per dolar AS.

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan kurs rupiah pada Jumat (10/12/2021) yang ada di level Rp14.378 per dolar AS.

Baca Juga: Sri Mulyani: Kurs Rupiah Tertekan Sepanjang 2020

2. Pelaku pasar memperkirakan tapering The Fed lebih cepat

Gedung Federal Reserve System (The Fed) Amerika Serikat (federalreserve.gov)

Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyatakan penguatan rupiah pada penutupan perdagangan disebabkan pelaku pasar yang memperkirakan percepatan kebijakan moneter oleh The Fed. Hal itu termasuk pengurangan likuiditas atau tapering hingga menaikkan suku bunga acuan.

"Ini juga akan memperbarui plot untuk suka bunga selama beberapa tahun ke depan," kata Ibrahim, dalam keterangan resmi, Senin sore.

Proyeksi itu muncul karena inflasi AS berhasil mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah, yakni sebesar 6,8 persen secara tahunan. Di sisi lain, data klaim tunjangan AS justru menurun sehingga mengindikasikan pemulihan ekonomi yang lebih cepat.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya