TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waspada! Suku Bunga Naik, Harga Barang Bisa Ikut Melejit

BI menaikkan suku bunga menjadi 5,25 persen

Ilustrasi Utang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Kenaikan suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) beberapa waktu lalu diprediksi bisa menjadi penyebab naiknya harga-harga. Hal itu pun akan berdampak langsung ke masyarakat luas.

Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho mengatakan, produsen-produsen bisa menaikkan harga barangnya lantaran harus membayar lebih besar pinjaman mereka ke bank.

"Produsen-produsen, pabrik-pabrik kadang mereka untuk berproduksi mereka modalnya pinjam ke bank. Nah, dengan kenaikan suku bunga berarti mereka harus mengembalikan utangnya lebih besar lagi nominalnya. Dengan nominal bayar utang lebih besar, margin keuntungan mereka jadi berkurang," beber Andy kepada IDN Times, Senin (21/11/2022).

Lebih lanjut Andy menjelaskan, kalau para produsen atau pabrik tersebut ingin mengembalikan margin keuntungan tetap seperti semula maka pilihannya adalah menaikkan harga barang mereka.

Baca Juga: Suku Bunga Acuan BI Naik, Kapan Bunga Bank Nyusul?

Baca Juga: Siap-siap Kencangkan Ikat Pinggang, Cicilan KPR Bakal Naik Bulan Depan

1. Bunga kredit juga bakal naik

Ilustrasi Kenaikan (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain kenaikan harga barang, masyarakat juga perlu mewaspadai naiknya bunga kredit seperti KPR. Andy menilai, bunga KPR akan naik setidaknya dalam sebulan pasca BI menaikkan suku bunganya.

Naiknya bunga KPR bakal berimbas kepada semakin besarnya cicilan yang harus dibayarkan masyarakat untuk KPR-nya.

"Walaupun gak seketika, paling cepat sebulan setelah suku bunga dinyatakan naik. Cuma ya kita harus sudah bersiap aja bahwa bulan depan kita akan bayar cicilannya lebih banyak lagi terutama yang paling terasa itu misalnya kita buat cicilan yang (bunganya) tidak fixed, contohnya KPR," tutur Andy.

Baca Juga: 4 Hal yang Jadi Pertimbangan Saat Ambil Cicilan, Ada yang Relate?

2. Kurangi pos pengeluaran yang tidak penting

Ilustrasi Cicilan (IDN Times/Arief Rahmat)

Oleh sebab itu, Andy menyarankan agar masyarakat mulai memikirkan pembayaran cicilan KPR sebagai prioritas utama. Jika tidak menjadi prioritas maka konsekuensinya bakal cukup berat bagi masyarakat.

Nominal cicilan yang lebih besar sebagai imbas dari naiknya suku bunga membuat para pemilik KPR harus menyisihkan uang lebih banyak lagi.

"Mau tak mau karena kita harus lebih banyak membayar cicilan rumah ini. Berarti kita harus mengurangi pos pengeluaran lainnya. Harus kita korbanin, ini menjadi keterpaksaan," ucap Andy.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya