TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Go-Jek Jadi Startup Decacorn Pertama Indonesia

Go-Jek berhasil naik peringkat dari unicorn menjadi decacorn

instagram.com/gojekindonesia

Jakarta, IDN Times – Sebagai platform digital asal Indonesia, akhirnya aplikasi transportasi online, PT Gojek Indonesia atau Go-Jek masuk golongan decacorn di ranah global dengan nilai valuasinya yang mencapai US$10 milliar atau sekitar Rp141 triliun. Sebelumnya, Go-Jek telah meraih gelar sebagai unicorn atau startup dengan valuasi di atas US$1 milliar.

Meski demikian, untuk perusahaan sejenis, valuasi Go-Jek kalah dari kompetitornya yaitu Grab yang sudah mencapai US$11 miliar. Sedangkan, valuasi terbesar untuk perusahaan transportasi online dipegang Uber dengan valuasi yang sudah mencapai US$72 miliar.

Baca Juga: Bentuk Perusahaan Patungan, Astra Suntik Dana Rp1,4 T untuk Go-Jek

1. Go-Jek masuk peringkat 19 dengan nilai valuasi sebesar Rp141 triliun

go-ride.co.id

Menurut laporan lembaga riset CB Insights dalam The Global Unicorn Club, valuasi Go-Jek sudah tembus 10 miliar dollar AS atau setara Rp 141 triliun dan menduduki peringkat ke-19 secara global.

CB Insights memiliki data valuasi perusahaan swasta yang dilacak menggunakan machine intelligence secara real-time. Data ini juga dikumpulkan berdasarkan nilai investasi yang masuk ke suatu perusahaan dan analisis atas valuasinya.

2. Sandang status decacorn, Go-Jek akan menjadi pemain terdepan di Asia Tenggara

www.go-jek.com

Mendengar kabar tersebut, Chief of Corporate Affairs Go-Jek Group, Nila Marita mengaku senang dan bersyukur, ada lembaga independen yang memvalidasi kesuksesan Go-Jek dalam meningkatkan nilai perusahaan tanpa perlu dibuatkan pengumuman.

Nila Marita menilai, kesuksesan layanan platform on demand Go-Jek tercermin dari semakin kuatnya minat dan kepercayaan investor terhadap misi, pertumbuhan serta dampak ekonomi dan sosial Go-Jek yang semakin besar dari waktu ke waktu.

"Go-Jek bukan hanya berfokus untuk terus menjadi pilihan utama dan memberikan layanan terbaik bagi para pengguna di Indonesia, tetapi juga untuk membawa nama bangsa dengan menjadi pemain terdepan di Asia Tenggara," katanya kepada IDN Times, Jumat (5/4).

4. Go-Jek mendapat suntikan dana dari 24 investor dari dalam dan luar negeri

IDN Times/Margith Damanik

Keberhasilan Go-Jek tersebut tidak terlepas dari massifnya injeksi modal yang masuk ke perusahaan yang didirikan Nadiem Makarim tersebut. Menurut Crunchbase, sudah 24 investor, baik itu dari dalam maupun luar negeri. Adapun suntikan dana yang diterima Go-Jek sebesar US$3,1 miliar.

Pada awal 2019, Go-Jek menggelar penggalangan dana Seri F tahap pertama. Total dana yang terhimpun yakni sebesar US$1 milliar. Deretan investornya antara lain Google, Tencent Holdings, Temasek Holdings, Astra International, Meituan Dianping. 

Setelah putaran pendanaan seri F ini, para pendiri Go-Jek akan mengontrol terhadap pengambilan keputusan dan penentuan arah kebijakan perusahaan. Hal ini dilakukan agar mereka dapat merealisasikan visi jangka panjang perusahaan serta terus melakukan ekspansi dan pengembangan bisnis yang pesat.

4. Dapat suntikan dana, Go-Jek gencar lakukan ekspansi

Gojek

Sebelumnya, pada 2018, Go-Jek sukses menghimpun dana hingga US$1,5 miliar dari sejumlah investor, dan di awal tahun ini juga berhasil meraup dana US$1 miliar. Kesepakatan investasi dari berbagai sumber dana yang enggan disebutkan namanya itu membawa nilai valuasi Go-Jek melonjak ke angka 9,5 milliar dolar AS atau kurang US$500 juta menuju status decacorn.

Dengan dana besar di tangan, Go-Jek pun sudah melakukan ragam ekspansi yang tergolong gencar sejak tahun lalu. Seperti ekspansi ke sejumlah negara di Asia Tenggara dan mengoptimalkan layanan pembayaran digital melalui fitur Go-Pay.

Baca Juga: Setelah 4 Unicorn, Indonesia akan Punya 2 Unicorn Baru

5. Gojek memiliki pangsa pasar 55 prsen lebih tinggi dari aplikasi sejenis lainnya

IDN Times/Debbie Sutrisno

Berdasarkan data dari sebuah platform global yang menganalisis penggunaan aplikasi mobile sedunia, Go-Jek memiliki pangsa pasar tertinggi diantara penyedia layanan e-commerce lainnya. Data tersebut dilihat dari rata-rata pengguna aktif aplikasi per minggu atau Weekly Active Users.

Jumlah Weekly Active Users Go-Jek mencapai 55 persen lebih tinggi dibandingkan dengan aplikasi sejenis di Indonesia,” ujar Nila Marita kepada IDN Times, Jumat (5/4).

Untuk diketahui, Go-Jek dan afiliasinya, kini beroperasi di lima negara yang mencakup 204 kota dan kabupaten di Asia Tenggara. Perusahaan juga disebut telah memiliki jaringan lebih dari 2 juta mitra pengemudi dan 400.000 mitra merchant.

6. Peluang menjadi startup decacorn terbuka setelah 10 tahun

instagram.com/gojekindonesia/

Setelah hampir 10 tahun beroperasi, Go-Jek mendapatkan peluang menjadi startup decacorn pertama di Indonesia. Decacorn sendiri merupakan status yang diberikan untuk perusahaan yang nilai valuasinya sudah mencapai di atas 10 milliar dollar AS.

 “Gojek berawal dari ride hailing, tapi dalam waktu singkat, kami telah menjadi pemimpin industri dengan berbagai layanan utama, seperti transportasi, layanan pesan antar makanan, pembayaran digital, logistik dan layanan mitra usaha,” ujar Nadiem Makariem, Chief Excecutive Officer (CEO) dan salah satu pendiri Gojek.

Adapun perusahaan-perusahaan decacorn ini didominasi oleh Amerika Serikat dan Cina diantaranya, Toutiao (Bytedance) dengan valuasi US$75 miliar, Uber dengan valuasi US$72 milliar, sementara Didi Chuxing dengan valuasi US$56 milliar, serta valuasi Wework sebesar US$47 milliar dan Airbnb dengan nilai evaluasi sebesar US$29,3 milliar.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya