TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Nilai Tukar Rupiah Bergerak Stabil Jelang Hari-H Pemilu 2019

Pergerakan rupiah di tahun politik volatil

pixabay.com/EmAji

Jakarta, IDN Times Pergerakan rupiah menjadi isu ekonomi penting menjelang pemilihan umum (pemilu) yang akan dilaksanakan serentak, tepatnya 17 April 2019 mendatang. Menjelang hari H Pemilu Serentak 2019 yang akan digelar kurang dari dua pekan lagi, nilai tukar (kurs) rupiah diperkirakan akan cenderung bergerak stabil.

"Biasanya pergerakan jelang pemilu, kurs rupiah cenderung stabil seperti sekarang, menguat dan melemahnya tidak terlalu signifikan. Pasar mulai volatil justru setelah pemilu selesai," kata Dini Nurhadi Yasyi, Analis Pasar Uang Monex Investindo Futures, seperti yang dilansir Antara, Jumat (5/4).

1. Pergerakan kurs rupiah bergerak stabil

https://images.pexels.com

Menurut Dini, pergerakan kurs rupiah pada tahun pemilu ini sendiri volatil. Dalam beberapa hari, pergerakan kurs rupiah stabil di mana apresiasi maupun depresiasi tidak terlalu signifikan.

Tapi satu waktu, lanjutnya, begitu ada sentimen negatif terhadap dolar atau sentimen dari eksternal, rupiah bisa menguat secara signifikan. "Kalau saya lihat, pemilu ini memang agak sensitif karena ini akan berpengaruh pada sentimen di pasar. Penting untuk menjaga sentimen dan minat pasar," ujar Dini.

Baca Juga: Pemilu akan Sumbang 0,3 Persen untuk Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

2. Rupiah sempat melemah pada Pemilu 2014

pixabay

Dini menyampaikan, pada 2014  rupiah melemah hingga menembus level Rp12.000 per dolar AS dan sulit untuk menguat saat itu. Terlebih lagi, ada polemik perbedaan angka peroleh hasil hitung cepat atau quick count pada pemilihan presiden (Pilpres). Saat itu sentimen pasar mengambil peran pergerakan rupiah.

Rupiah pun kemudian cenderung semakin melemah sampai akhirnya pada akhir 2014 kurs rupiah menembus rekor tertinggi mencapai Rp12.900 per dolar AS. Hingga saat ini, ternyata rupiah semakin tertekan dan belum pernah menyentuh level Rp12.000 per dolar AS.

"Jadi menurut saya, agak krusial buat menjaga sentimen pasar di tengah kondisi dalam negeri yang bisa dikatakan kondisi politiknya belum stabil karena pemilu, terus juga kondisi secara global," imbuh Dini.

3. Pelaku usaha cenderung bermain aman

IDN Times/ Helmi Shemi

Peneliti dari lembaga Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira mengatakan pengaruh pemilu terhadap perekonomian negara sebagai hal yang wajar. Dia menerangkan, pengaruh biasa timbul karena pelaku usaha cenderung bermain aman agar tidak merasakan dampak terhadap dinamika yang terjadi akibat pesta demokrasi.

Selama pemilu, pemerintah sering kali mengeluarkan kebijakan yang berubah-ubah dan populis. Namun, kebijakan itu bisa saja berubah lagi usai penyelenggaraan Pemilu berakhir nanti. Hal inilah yang diantisipasi pelaku usaha di dalam negeri.

Baca Juga: Pemilu Bisa Dongkrak Konsumsi Nasional Hingga 5 Persen

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya