TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bos IMF: Indonesia Tak Butuh Pinjaman

IMF donasikan Rp2 miliar untuk pemulihan Lombok dan Sulawesi

ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Lombok, IDN Times - Direktur International Monetary Fund (IMF), Christine Lagarde mengunjungi Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Senin (8/10). Dalam kunjungannya tersebut Lagarde menyampaikan bantuan finansial kepada Indonesia yang digunakan untuk pemulihan korban dan kondisi di Lombok serta Sulawesi pasca gempa dahsyat pada Juli lalu.

Dalam kesempatan itu,  Lagarde juga menyampaikan beberapa pandangannya mengenai kondisi Indonesia yang dikaitkan dengan penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF -World Bank di Bali. 

Baca Juga: Dibuka Jokowi, Inilah Deretan Isu Utama yang Dibahas di IMF-WB Bali

1. Jumlah bantuan mencapai Rp2 miliar

ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Kunjungan Lagarde ke Lombok bertepatan dengan pertemuan IMF dan Bank Dunia yang diselenggarakan di Bali. Ia datang bersama Menteri Keuangan, Sri Mulyani serta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan. Saat berada di Lombok, Lagarde memberikan pernyataan pers kepada awak media terkait jumlah bantuan IMF baik dari personal maupun manajemen kepada Indonesia.

"Kami semua di IMF merasa sangat bersedih atas tragedi hilangnya nyawa dan kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam baru-baru ini di Lombok dan Sulawesi," kata Lagarde. Ia pun mengatakan "sebagai simbol solidaritas terhadap warga Indonesia", pihaknya mendonasikan bantuan dana mencapai Rp2 miliar. Selain itu, ia juga menegaskan bahwa dalam pertemuan IMF akan ada penggalangan dana sehingga "para peserta juga bisa berkontribusi".

Baca Juga: Koalisi Prabowo-Sandi Minta Dana IMF Dialihkan untuk Bencana

2. Menurut Lagarde, membatalkan pertemuan IMF bukan solusi bijaksana

ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Lagarde ikut menjawab suara-suara protes mengenai dana yang digelontorkan untuk menggelar pertemuan tahunan IMF-WB di tengah bencana alam yang melanda Indonesia. Dia menilai membatalkan acara yang sudah dipersiapkan sejak tiga tahun lalu bukan solusi bijaksana, terutama bagi Indonesia.

"Tiga tahun lalu saat kami memutuskan menyelenggarakan Pertemuan Tahunan 2018 di Indonesia, kami tak tahu bahwa negara ini akan dihantam bencana alam seperti ini. Apa yang kami tahu saat itu adalah Indonesia akan jadi tempat terbaik untuk menyelenggarakan Pertemuan Tahunan. Dan Indonesia tetap jadi tempat terbaik!"

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa membatalkan pertemuan bukan opsi sebab itu akan membuang-buang sumber daya besar yang sudah digunakan selama tiga tahun terakhir. " Dan menghilangkan kesempatan besar untuk memamerkan Indonesia kepada dunia serta menciptakan kesempatan dan lapangan kerja," ujarnya.

Ia kemudian menambahkan bahwa memberikan pinjaman kepada Indonesia juga bukan opsi. "Perekonomian Indonesia tak memerlukannya: itu sudah diurus dengan sangat baik oleh Presiden Jokowi, Gubernur (Bank Indonesia) Perry Warijoyo dan Menteri Luhut serta para kolega mereka." Oleh karena itu, meski pertemuan tetap berlangsung, IMF mengusahakan untuk memberi bantuan kepada Indonesia.

Baca Juga: Ini Beda Dana Pengeluaran untuk IMF Versi Pemerintah dan Oposisi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya