Tak Disangka! Gegara COVID-19 Pendapatan Tahunan Zoom Melonjak
Zoom bermarkas di San Jose, Amerika Serikat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Zoom, platform konferensi video, melaporkan pendapatan pada kuartal kedua yang di luar prediksi. Melalui pengumuman pada awal pekan ini, perusahaan teknologi yang bermarkas di San Jose, Amerika Serikat tersebut meraup sebesar Rp9,7 triliun.
Jumlah tersebut melonjak jauh dibandingkan pada periode yang sama pada tahun lalu yaitu sebesar Rp2,1 triliun, dengan nilai tukar rupiah yang sama (Rp14.605). Dalam situs resminya, Zoom juga menyebut kini ada sekitar 370.000 pengguna platform itu di seluruh dunia atau meroket sebesar 458 persen dalam setahun.
Baca Juga: 5 Fitur Google Meet yang Tidak Bisa Kita Temukan di Zoom
1. Zoom diuntungkan oleh pandemik COVID-19
Pandemik COVID-19 memaksa banyak pekerjaan dilakukan secara jarak jauh, termasuk berbagai pertemuan-pertemuan yang sebelumnya terjadi secara tatap muka langsung. Di seluruh dunia, kegiatan belajar di sekolah maupun universitas juga bergeser dalam bentuk virtual. Sebagian besar berlangsung dengan memakai Zoom.
"Kemampuan kami untuk membuat orang-orang di seluruh dunia terhubung, digabung dengan eksekusi kami yang kuat, berujung pada pertumbuhan pendapatan sebesar 355 persen per tahun pada kuartal dua," kata pendiri sekaligus CEO Zoom Eric S. Yuan.
CFO Zoom Kelly Steckelberg juga mengungkapkan bahwa subscription dari pengguna baru berkontribusi sebesar 81 persen, dari total pertumbuhan pendapatan pada kuartal tersebut.
Menurutnya, kemajuan signifikan yang dialami oleh Zoom ini sama sekali tidak disangka. Dua perusahaan besar yang aktif memakai platform itu, kata Yuan, adalah perusahaan minyak ExxonMobil dan perusahaan vido game Activision Blizzard.