Gagal Bayar Utang, Sri Lanka Bangkrut!
Presidennya diminta mundur
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sri Lanka menutup sekolah serta menghentikan layanan pemerintah yang tidak terlalu diperlukan sejak Senin 20 Juni 2022. Penutupan akan dilakukan selama dua minggu demi menghemat cadangan bahan bakar yang cepat habis.
Langkah efisiensi dilakukan ketika IMF dan Kolombo membicarakan kemungkinan bailout, yakni pemberian bantuan keuangan kepada Sri Lanka karena terancam kebangkrutan.
Baca Juga: 8 Fakta Sri Lanka, Negara yang Sering Terjerat Krisis Ekonomi
Baca Juga: Krisis Ekonomi Makin Parah, Warga Sri Lanka Berebut Antre Paspor
1. Krisis ekonomi terburuk Sri Lanka
Mengutip Channel News Asia, Kamis (23/6/2022), negara berpenduduk 22 juta orang itu berada dalam cengkeraman krisis ekonomi terburuk sepanjang sejarah, setelah kehabisan devisa untuk membiayai impor, bahkan termasuk makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.
Sri Lanka menghadapi rekor inflasi tinggi dan pemadaman listrik yang berkepanjangan. Hal itu turut menyebabkan protes selama berbulan-bulan, bahkan tak jarang disertai kekerasan. Publik meminta Presiden Gotabaya Rajapaksa untuk mundur.
Ribuan mahasiswa berbaris di jalan-jalan Kolombo pada Senin lalu, sambil meneriakkan protes kepada Presiden Gotabaya yang dituduh telah melakukan korupsi dan mismanajemen terhadap negara.
"Waktu bagi Gotabaya untuk bersujud dengan bermartabat sudah lama berlalu. Sekarang, kami harus mengusirnya," kata ketua mahasiswa Wasantha Mudalige kepada wartawan.
Baca Juga: Krisis Ekonomi Makin Parah, Warga Sri Lanka Berebut Antre Paspor