TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga Emas Turun Rp1.000, Berikut Rinciannya

Dibanderol Rp1,029 juta per gram

Ilustrasi Emas Mulia (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Harga emas hari ini, produksi PT Aneka Tambang atau Antam turun Rp1.000 menjadi Rp1,029 juta per gram pada Sabtu (28/1/2023). Penurunan juga terjadi pada harga buyback.

Bedanya, harga buyback turun Rp2.000 menjadi Rp934 ribu per gram hari ini. Harga buyback adalah harga yang ditetapkan Antam ketika kamu hendak menjual emas ke Butik Logam Mulia.

Baca Juga: Jepang Lanjut Mengklaim Tambang Emas Pulau Sado, Korsel Geram!

1. Harga emas Antam dalam pecahan lain

Berikut ini harga emas batangan Antam hari ini dalam pecahan lain:

  • Harga emas 0,5 gram: Rp564,5 ribu
  • Harga emas 1 gram: Rp1,029 juta
  • Harga emas 2 gram: Rp1,998 juta
  • Harga emas 3 gram: Rp2,972 juta
  • Harga emas 5 gram: Rp4,92 juta
  • Harga emas 10 gram: Rp9,785 juta
  • Harga emas 25 gram: Rp24,337 juta
  • Harga emas 50 gram: Rp48,595 juta
  • Harga emas 100 gram: Rp97,112 juta
  • Harga emas 250 gram: Rp242,515 juta
  • Harga emas 500 gram: Rp484,82 juta
  • Harga emas 1.000 gram: Rp969,6 juta.

Harga jual emas tersebut belum termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.

2. Emas fisik merupakan instrumen investasi berisiko rendah

Setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko berbeda. Ada yang rendah, moderat atau menengah, hingga berisiko tinggi.

Menurut perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, salah satu instrumen investasi berisiko rendah adalah logam mulia atau emas fisik. Namun, emas juga memiliki risiko  hilang atau dicuri, terutama ketika dibawa bepergian.

"Risiko rendah karena pertumbuhan nilai sudah lebih tinggi dibanding bunga bank, tapi juga fluktuatif, cukup likuid. Kenapa bisa juga dikategorikan risiko tinggi, karena mudah atau rawan hilang, dicuri. Di satu sisi dia sangat praktis, mudah dibawa-bawa. Tapi itu bisa dicuri," ucap Andy kepada IDN Times.

Selain itu, Andy mengingatkan agar masyarakat memahami instrumen-instrumen investasi yang rendah risiko, tentunya juga akan memberikan imbal hasil yang lebih kecil.

Sebaliknya, jika kamu mencari instrumen investasi yang imbal hasil lebih besar, maka risikonya juga tinggi atau peluang menghadapi kerugian lebih besar, high risk high return.

"Dengan adanya risiko rendah berarti return juga kecil. Jadi jangan sampai orang berasumsi risiko rendah, tapi return tinggi," kata Andy.

Baca Juga: Pengusaha Bakal Bantu Pemerintah Kejar Investasi Rp1.400 Triliun

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya