TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

INDEF Perkirakan Formula E Beri Dampak Ekonomi Hingga Rp2,6 Triliun

Ini hitung-hitungannya

Potret mobil balap yang mengaspal di area Sirkuit Formula E pada Sabtu (4/6/2022). (IDN Times/Tata Firza)

Jakarta, IDN Times - Tim peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memperkirakan gelaran Jakarta E-Prix 2022 atau Formula E berkontribusi terhadap perekonomian sebesar Rp 2,638 triliun.

INDEF menghitung dampak ekonomi Formula E menggunakan metodologi kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kualitatif menggunakan data primer melalui FGD, survei, dan wawancara mendalam baik secara online maupun offline. Pendekatan ini menggunakan analisis atau kajian deskriptif.

Pendekatan kuantitatif juga dilakukan dengan menggunakan data sekunder melalui survei intansional, desk study, dan studi literatur. Pendekatan ini dengan pemodelan ekonomi yaitu Model CGE IndoTerm.

Jenis data yang digunakan oleh INDEF adalah primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan kegiatan FGD, survei/turun lapangan atau lokasi, dan wawancara mendalam. Sumber data diperoleh dari pemerintah pusat, daerah, pelaku usaha, dan pemangku penting lainnya.

Sedangkan data Sekunder dikumpulkan dengan menggunakan data yang dipublikasi oleh instansi yang sah melalui desk study, dan survei instansional. Sumber data diperoleh dari dinas atau lembaga terkait

Baca Juga: Hasil Pemeriksaan BPK: Formula E Harusnya Beri Dampak Ekonomi Rp1,2 T

1. Dampak ekonomi secara langsung dari gelaran Formula E

Antusiasme penonton saat menonton Formula E pada Sabtu (4/6/2022). (IDN Times/Tata Firza)

Dampak ekonomi langsung ini adalah jumlah pengeluaran yang tercipta akibat adanya gelaran Jakarta E-Prix. Berdasarkan perhitungan INDEF dampaknya sebesar Rp597 miliar.

Pengeluaran tersebut berasal dari alokasi belanja modal (capex), biaya operasional (opex), pembelian tiket, pengeluaran pengunjung, transaksi pengunjung UMKM, komitmen fee gelaran Jakarta E-Prix.

2. Dampak Formula E terhadap tambahan PDRB DKI

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dikutip dari situs web Badan Pusat Statistik (BPS), merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.

PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah.

Berdasarkan hitung-hitungan INDEF, dari pengeluaran yang tercipta akibat gelaran Jakarta E-Prix, memberikan dampak terhadap PDRB sebesar Rp2,041 triliun.

Baca Juga: 5 Fakta Baru Formula E Hasil Audit BPK RI

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya