TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jajal LRT Jabodebek Mulai 12 Juli, Kena Tarif Rp1

Semula mau digratiskan

Depo LRT Jabodebek di Bekasi, Jawa Barat. (dok. Kemenhub)

Jakarta, IDN Times - LRT Jabodebek akan diuji coba mengangkut penumpang mulai 12 Juli 2023. Kegiatan soft launching atau joyride tersebut menyertakan masyarakat secara terbatas.

Manager Public Relation KAI Divisi LRT Jabodebek Koeswardojo mengatakan, nantinya masyarakat yang menjajal LRT Jabodebek dalam masa uji coba dikenakan tarif Rp1, dibayar menggunakan uang elektronik saat melakukan taping di pintu masuk.

"Awalnya memang akan digratiskan. Namun, sistem ticketing elektronik seperti kartu multi trip dan lain-lain tetap memerlukan nominal transaksi saat taping masuk ke stasiun, sehingga nantinya akan tetap dikenakan biaya sebesar Rp1," kata dia kepada IDN Times, Selasa (30/5/2023).

Baca Juga: Gak Mundur, LRT Jabodebek Tetap Beroperasi Juli 

Baca Juga: Bocoran Terbaru Tarif LRT Jabodebek: Mulai Rp10 Ribuan 

1. Uji coba untuk menyosialisasikan penggunaan uang elektronik

Stasiun LRT Jabodebek. (dok. Kemenhub)

Pihak LRT Jabodebek ingin menyosialisasikan sistem pembayaran secara elektronik dalam menggunakan moda transportasi berbasis rel tersebut.

Dengan begitu, kata Koeswardojo, masyarakat pengguna LRT Jabodebek dapat memahami tata cara menggunakan layanan tersebut saat sudah beroperasi penuh.

"Ini merupakan bagian dari sosialisasi kami kepada masyarakat terkait tata cara penggunaan transportasi LRT Jabodebek, mulai dari mekanisme pembayaran dan alat pembayaran yang digunakan hingga proses naik turun di dalam perjalanannya," tutur dia.

Baca Juga: Menhub Belum Putuskan Tarif LRT Jabodebek yang Beroperasi 12 Juli

2. Sistem pembayaran elektronik tidak bisa memberlakukan tarif Rp0

LRT Jabodebek (dok. KAI)

Dia menjelaskan alasan uji coba terbatas dikenakan tarif Rp1, sedangkan sebelumnya diwacanakan gratis. Itu disebabkan sistem pembayaran uang elektronik mengharuskan ada nominal yang dibayar.

"Sistem pembayaran cashless yang mengharuskan ada nominal pada setiap kegiatan transaksi maka dengan terpaksa kami menyertakan pembayaran sebesar Rp1 pada saat taping masuk ke stasiun, meskipun pada awalnya kami memang berencana menerapkan pembayaran Rp0," ujarnya.

Jadi, agar mekanisme pembayaran dengan sistem tersebut dapat digunakan seperti saat operasional penuh, harus ada transaksi dengan nominal yang tertera.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya