TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kata Cak Imin Ekonomi Sulteng Melejit tapi Rakyatnya Miskin, Faktanya?

Benar, ekonomi tumbuh 13 persen, tapi orang miskin meningkat

Muhaimin Iskandar atau Cak Imin pada debat keempat Pemilu 2024 (instagram.com/cakiminow)

Jakarta, IDN Times - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01, Muhaimin Iskandar menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi industri pertambangan di Indonesia. 

Dia mencatat, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terdapat 2.500 tambang ilegal. Di sisi lain, tambang yang legal pun tidak memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan. 

Proses penambangan dan bisnis tambang cenderung dilakukan secara tidak terkontrol, merusak lingkungan, dan tidak berkontribusi signifikan pada kesejahteraan masyarakat.

Sulawesi Tengah pertumbuhan ekonominya bisa sampai sekarang bisa 13 persen, tinggi sekali. Tetapi rakyatnya tetap miskin dan tidak bisa menikmati, hilirisasi apa yang kita lakukan sementara ilegal masih terus berlangsung,” ujar pria yang akrab disapa Cak Imin di debat capres ronde keempat pada Minggu (21/1/2024) malam di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta Pusat.

Baca Juga: WALHI Sulteng Respons Pidato Jokowi soal Hilirisasi Tambang Nikel

1. BPS catat pertumbuhan ekonomi Sulteng 13,06 persen pada triwulan III-2023

ilustrasi tambang batu bara (pixabay.com/stafichukanatoly)

Berdasarkan data dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah pada triwulan III-2023 mencapai 13,06 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). 

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2023 secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq) mencapai 5,96 persen, dan secara kumulatif, ekonomi Sulawesi Tengah pada triwulan III-2023 tumbuh sebanyak 12,69 persen.

Baca Juga: CEK FAKTA: Indonesia Jadi Produsen Nikel Terbesar di Dunia?

2. Sumber pertumbuhan ekonomi didominasi industri pengolahan dan pertambangan

ilustrasi smelter (pexels.com/@loic-manegarium)

Meskipun terjadi kontraksi pada sektor konstruksi dan administrasi pemerintahan, pertahanan, serta jaminan sosial wajib, masing-masing sebesar 1,37 persen dan 4,52 persen, pertumbuhan signifikan terjadi di sektor industri pengolahan yang mencapai 27,99 persen. 

Sementara itu, pertanian, kehutanan, dan perikanan; serta pertambangan dan penggalian juga mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 0,65 persen dan 13,32 persen. 

Secara keseluruhan, struktur PDRB Sulawesi Tengah masih didominasi oleh Industri pengolahan, pertambangan, dan pertanian, yang menyumbang sebesar 72,60 persen.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya