TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menguat Pagi Ini, Kurs Rupiah Kembali ke Rp15.300-an

Rupiah menguat 85,5 poin

Mata uang Rupiah (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan awal pekan, Senin (13/3/2023). Namun, tak lama berselang mata uang Garuda langsung menguat.

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah melemah sebanyak 4,5 poin ke level Rp15.454,5 per dolar AS pada pembukaan perdagangan pagi ini. Beberapa menit kemudian rupiah menguat sebanyak 15 poin atau 0,10 persen ke Rp15.435 per dolar AS.

Hingga pukul 09.28 WIB, rupiah sudah menguat 85,5 poin atau 0,55 persen ke Rp15.364,5 per dolar AS.

Sementara itu, pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (10/3) sore, kurs rupiah melemah 18 poin atau 0,11 persen ke level Rp15.450 per dolar AS.

Baca Juga: Daftar 20 Pinjol Ilegal yang Diblokir Satgas Waspada Investasi

1. Laju rupiah dipengaruhi kejatuhan Silicon Valley Bank

Analis PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra, menilai kejatuhan salah satu bank besar di AS, Silicon Valley Bank, menjadi kekhawatiran pelaku pasar keuangan global saat ini. Menurutnya, pasar masih mencermati apakah peristiwa tersebut akan berdampak buruk ke perekonomian dan sistem keuangan global.

"Kekhawatiran ini mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko seperti rupiah. Harga emas spot sebagai aset aman terlihat menguat," ujarnya.

Di sisi lain, peristiwa tersebut memicu ekspektasi di pasar, bahwa bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) mungkin tidak akan menambah beban perekonomian AS dengan menaikan suku bunga lebih agresif pada rapat pekan depan.

Fed Watch Tool CME menunjukkan probabilitas the Fed menaikan suku bunga sebesar 50 basis poin menurun dari sebelumnya 60 persen menjadi 18 persen.

"Ini bisa mendorong pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya," ujar Ariston.

2. Rupiah masih bisa melemah

Analis DCFX Futures, Lukman Leong, mengatakan rupiah diperkirakan melemah di tengah sentimen kejatuhan Silicon Valley Bank.

Hanya saja, perlemahan rupiah mungkin akan sedikit tertahan oleh melemahnya dolar AS setelah rilis data Non-Farm Payroll (NFP) yang menunjukkan pertumbuhan upah yang lebih rendah dari perkiraan.

"Sentimen utama masih dari eksternal, investor masih mencermati perkembangan SVB," tuturnya.

Baca Juga: Pemerintah Mendorong Kemudahan Berusaha dan Investasi di IKN

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya