Menimbang Peluang Rupiah Tembus Rp14 Ribu per Dolar AS
Faktor eksternal jadi penentu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah sempat ngegas pada pekan lalu mendekati Rp14 ribuan. Bahkan mata uang Garuda sempat menyentuh level tersebut meskipun tetap parkir di Rp15 ribuan pada penutupan perdagangan.
Menurut Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, kans rupiah menetap di Rp14 ribuan agak berat karena dipengaruhi faktor eksternal yang sangat kuat. Akibat kondisi global yang terus mengalami permasalahan membuat rupiah berfluktuasi.
"Artinya bahwa kekuatan eksternal itu lebih kuat dibandingkan dengan internal," kata dia kepada IDN Times, Jumat (20/1/2023).
Baca Juga: Suku Bunga BI Sudah Dikerek, Rupiah Masih Loyo Pagi Ini
Baca Juga: BI Naikkan Lagi Suku Bunga Acuan Jadi 5,75 Persen
1. Rupiah sempat meroket pekan lalu karena sentimen revisi aturan devisa hasil ekspor
Diketahui bahwa rupiah sempat menguat tajam mulai 11 Januari 2023 dengan ditutup di Rp15.482 per dolar AS setelah hari sebelumnya bertengger di Rp15.576. Puncaknya pada 16 Januari, rupiah menyentuh Rp15.045 per dolar AS.
"Kalau kemarin rupiah tembus di bawah Rp15 ribu itu karena efek dari Jokowi Effect ya, kalau orang bilang January Effect," tuturnya.
Kala itu rupiah menguat setelah Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengumumkan untuk merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE). Salah satunya soal aturan beberapa lama devisa parkir di dalam negeri. Selain itu ada beberapa sektor baru masuk ke dalam daftar yang harus menempatkan DHE di dalam negeri.
"Nah, dari situ langsung rupiah ini menguat cukup tajam," ujar Ibrahim.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV-2022 kemungkinan masih cukup bagus, yang diperkirakan Ibrahim masih di atas 5 persen. Itu mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia terus membaik walaupun ekonomi global diramal akan mengalami penurunan.
"Nah disitulah akhirnya investor kembali lagi masuk (ke Indonesia)," tuturnya.
Baca Juga: Suku Bunga Acuan BI Naik, Kapan Bunga Bank Nyusul?