Neraca Dagang RI dengan China Masih Defisit hingga Agustus
Jokowi yakin tahun ini surplus
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo percaya bahwa neraca perdagangan Indonesia dengan China akan surplus tahun ini. Artinya nilai ekspor Indonesia ke China lebih besar dibandingkan nilai impornya.
Indonesia masih perlu menggenjot ekspor ke Negeri Tirai Bambu agar keinginan Jokowi bisa tercapai. Sebab, pada periode Januari-Agustus 2022, nilai impor nonmigas Indonesia dari China masih mencapai 44,59 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, nilai ekspor Indonesia ke China pada periode yang sama baru menyentuh 39,08 miliar dolar AS. Artinya masih terjadi defisit sebesar 5,51 miliar dolar AS.
Baca Juga: Neraca Perdagangan Surplus US$5,76 Miliar di Agustus
Baca Juga: Jokowi Pede Neraca Dagang dengan China Surplus Tahun Ini
1. Indonesia defisit 411,7 juta dolar AS dengan China di Agustus
Apabila diurutkan kondisi neraca perdagangan Indonesia dengan negara lain, defisit terbesarnya adalah dengan Australia, disusul China. Defisit dengan China sebesar 411,7 juta dolar AS.
"Terbesar adalah untuk komoditas mesin, dan peralatan mekanis serta bagiannya HS 84, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya HS 85," sebut kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto dalam konferensi pers virtual, Kamis (15/9/2022).
Sedangkan defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Australia sebesar 678,6 juta dolar AS, terutama untuk komoditas serealia (HS 10), bahan bakar mineral (HS 27).
"Kemudian defisit dengan Thailand ini nilainya sekitar 289,1 juta dolar AS, utamanya untuk komoditas mesin dan perlengkapan mekanis serta bagiannya HS 84, serta komoditas plastik dan barang dari plastik HS 39," ujarnya.
Baca Juga: Dunia sedang Krisis, Jokowi Dinilai Mampu Jaga Stabilitas Ekonomi