TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemerintah Masih Kaji Wacana Setop Ekspor Pasir Kuarsa

Ada sejumlah pertimbangan

Menteri ESDM, Arifin Tasrif. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengatakan pemerintah masih mengkaji wacana untuk melarang ekspor pasir kuarsa. Ada beberapa faktor yang dipertimbangkan.

Pasir kuarsa adalah bahan baku utama pembuatan solar photovoltaic (PV) untuk panel surya (solar panel). Pemerintah perlu menghitung kebutuhannya.

"Itu masih wacana. Tapi kita melihat balance ketersediaan daripada potensi sumber yang ada di kita ini ya, kita harus hitung misalnya 1 meter per segi solar PV itu pakai berapa sebagai silika molekulnya sampai kemudian di-convert," kata Arifin kepada wartawan, dikutip Sabtu (5/8/2023).

Baca Juga: Chat dengan Pejabat ESDM, Wakil Ketua KPK Tak Merasa Langgar Etik

1. Indonesia punya target PLTS 400 gigawatt

Teknisi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) tengah melakukan quality control di pabrik PT Sanghiang Perkasa (KALBE Nutritionals) Cikampek, Jawa Barat, Jumat (8/7/2022). PLTS dengan kapasitas produksi 2,1 GWh ini mampu mengurangi emisi karbon sebesar 2.104,66 ton per tahun. (Dok. BNI)

Indonesia sendiri punya rencana untuk membangun energi baru dan terbarukan (EBT), dalam hal ini pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) mencapai 400 gigawatt (GW) di 2060.

"Indonesia kan punya rencana sampai 2060 paling gak 300-400 gigawatt. Nah cukup apa gak," tutur Arifin.

2. Kesiapan manufaktur di dalam negeri jadi pertimbangan

Ilustrasi PLTS. IDN Times/Istimewa

Arifin menambahkan, yang paling penting saat ini adalah kesiapan industri manufaktur di dalam negeri dalam memanfaatkan pasir kuarsa untuk dijadikan solar PV. Tapi yang pasti, hilirisasi perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah kekayaan alam Indonesia.

"Kita harus upayakan bangun dulu manufacturing fasilitasnya, bahan-bahan itu akan menjadi modal kita untuk bisa mengembangkan. Tapi kan sekarang ini kita jual pasir 1 kilo berapa? Murah kan, berarti kalau jual solar PV itu berapa? Mahal kan, nilai tambahnya. Jadi itu yang harus kita pertimbangkan ke depan," tambahnya.

Baca Juga: Bahlil: Capres 2024 Harus Pandai Rumuskan Ekonomi, Bukan Pidato

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya