Pengangguran Susah Dapat Kerja, Menaker Ungkap Penyebabnya
Singgung rendahnya skill digital angkatan kerja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengungkapkan, pasar tenaga kerja di Indonesia menghadapi tantangan terkait kesenjangan antara supply-demand (pasokan-permintaan).
Tantangan tersebut muncul lantaran ada 1,8 juta lulusan SMA/SMK/MA setiap tahunnya yang tidak tertampung di perguruan tinggi sehingga terpaksa masuk pasar kerja.
"Rendahnya digital skill menjadi tantangan untuk memenuhi kebutuhan industri di masa mendatang," kata Ida dalam keterangan tertulis, dikutip IDN Times, Rabu (15/11/2023).
Baca Juga: Pengangguran di Indonesia Tembus 7,86 Juta Orang, Mayoritas Gen Z
Baca Juga: Daftar Provinsi dengan Persentase Pengangguran Terbanyak
1. Keterampilan digital tenaga kerja Indonesia masih bersifat teoritis dan umum
Dia mengatakan, pola permintaan terhadap tenaga kerja di masa mendatang akan lebih banyak menitikberatkan pada pekerjaan yang bersentuhan dengan pemanfaatan teknologi digital.
Selain itu, tidak kalah pentingnya adalah soft skills seperti kemampuan analitis, orientasi pemecahan masalah, kreativitas dan komunikasi.
"Namun demikian, keterampilan digital yang dimiliki tenaga kerja Indonesia masih bersifat teoritis dan umum, sehingga terjadi kesenjangan di sisi supply dan demand," ujar Ida.
Baca Juga: Tingkat Pengangguran di Indonesia Tertinggi Kedua se-ASEAN